60 tahun Pramuka, Mengabdi untuk Negeri
Wakil Ketua DPD RI, DR. H. Mahyudin, S.T., M.M.
“Pemuda adalah tulang punggung bangsa, pemuda hati nurani bangsa, pemuda pembawa perubahan lebih baik, pemuda calon tampuk pimpinan umat dan negara di masa depan.”
Kalimat karangan Bung Hatta yang disampaikan pada pidato di lapangan Ikada 1944 merupakan sebuah kata yang sangat menggema dan memberikan makna bahwa di Tangan Pemudalah nasib bangsa dimasa depan sebagai generasi muda yang menjadi tongkat estafet bangsa.
Mulai dari ide nasionalisme yang muncul dari kalangan pemuda dan mereka juga yang mewujudkannya dalam bentuk organisasi kepemudaan yang puncaknya adalah Budi Utomo dan kemudian melahirkan sumpah pemuda, Perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia, merebutnya serta mempertahankannya kembali adalah dilakukan oleh para pemuda bangsa Indonesia.
Anhar Gonggong ( seorang sejarawan Indonesia) menulis pesan untuk para pemuda dan menurutnya ada 2 tipologi pemuda yaitu : Pemuda sebagai penentu sejarah, yaitu para pemuda yang memiliki pemikiran-pemikiran dan gagasan mampu melahirkan juga menentukan sejarah-sejarah baru untuk agama dan bangsa.
Pemuda sebagai pengisi sejarah, yaitu pemuda yang memiliki tekad dan kemauan kuat untuk berpartisipasi dan berkontribusi secara aktif dalam memperjuangkan tercapainya cita-cita bangsa, khususnya cita-cita para pemuda itu sendiri.
Begitu pentingnya eksistensi dan peran pemuda dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dalam membebaskan diri dari kolonialisme, kapitalisme dari negara-negara penjajah dari dulu sampai sekarang ini, Allah SWT pun memberikan pembicaraan khusus kepada pemuda yang diabadikan dalam al-Qur’an surat Al-Kahfi ayat 13 : “Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk”. (QS. Al Kahfi 13).
Oleh karena itu, Pramuka hadir sebagai salah satu wadah pemuda yang mampu menjadikan pemuda sebagai pelopor kemajuan bangsa.
Dengan Fungsi Motto Gerakan Pramuka tercantum dalam Lampiran Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 pada pasal 14 butir 1, yaitu : “Motto Gerakan Pramuka merupakan bagian terpadu proses pendidikan untuk mengingatkan setiap anggota Gerakan Pramuka bahwa setiap mengikuti kegiatan berarti mempersiapkan diri untuk mengamalkan kode kehormatan”.
Pramuka memiliki sejarah panjang di Indonesia. Dalam kurung waktu 1950-1960 banyak organisasi kepanduan tumbuh di Indonesia. 100 organisasi kepanduan yang terhimpun dalam tiga federasi organisasi, yaitu IPINDO, POPPINDO dan PKPI. Pada tanggal 9 Maret 1961, Presiden Soekarno memberikan amanat pemimpin pandu di Istana Merdeka.
Presiden Soekarno menyatakan pembubaran semua organisasi kepanduan di Indonesia, dan kemudian meleburnya menjadi organisasi baru, yang bersama Gerakan Pramuka.
Kehadiran Gerakan Pramuka di Indonesia mendapat tempat penting di Indonesia bertolak dengan ketetapan MPRS No.II/MPRS/1960. Presiden Sukarno memberikan amanat kepada pimpinan pandu di Istana Merdeka pada 9 Maret 1961.
Amanat itu untuk lebih mengefektifkan kepanduan sebagai komponen penting dalam pembangunan bangsa.
60 tahun Gerakan Praja Muda Karana (Pramuka) memiliki Sejarah yang turut berkontribusi dalam perjalanan bangsa. Lahirnya Pramuka di Indonesia turut menyulut berdirinya pergerakan nasional, juga berperan dalam tercetusnya sumpah pemuda.
Sebagaimana dengan untaian kata Bung Karno yang membangkitkan semangat juang bagi laki-laki dan perempuan yang tertuang dalam buku yang berjudul “Sarinah”, berisikan: laki-laki dan perempuan adalah sebagai dua sayapnya seekor burung. Jika dua sayap sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya; jika patah satu dari pada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu sama sekali.
Selamat Hari Pramuka
Semangat Para Pemuda