Terkait dengan materi debat, kata Mardani, tim koalisi juga tidak akan memaksakan Prabowo untuk bertanya sesuatu kepada lawan politiknya yakni Jokowi-Ma'ruf Amin jika dirinya tidak ingin menanyakan hal itu.
"Kami menginginkan Pak Prabowo jadi negarawan. Dulu saya ingat 2014 Pak Jokowi nakal, bertanya kepada Pak Prabowo, 'Pak prabowo tahu tidak TPID', Pak Prabowo jawab 'saya tidak tahu', 'TPID itu tim pengelola inflasi daerah penting untuk daerah bla bla bla', kelihatan Pak Prabowo diam saja. Waktu itu pas break (tim menyarankan) Pak Prabowo tanya Pak Jokowi minimun essential force bisa enggak, (dia menjawab) jangan enggak boleh, Pak Prabowo enggak nanya, ya sudah," katanya, saat ditemui di Senayan, Jakarta, Selasa (8/1/2019).
Pada pemilu 2014 lalu, lanjut Mardani, terkesan di benak publik bahwa Jokowi pernah bertanya sesuatu yang tak mampu dijawab oleh Prabowo. Mardani menegaskan, pada pilpres 2019 mendatang timnya juga tidak akan memaksa Prabowo untuk berubah.
"Kami tetap tidak ingin mengubah Pak Prabowo. Biarkan Pak Prabowo be him self, jadi dirinya sendiri. Kalau dia tidak ingin nyerang jangan nyerang, dan Pak Prabowo ingin jadi negarawan," ucapnya.
Meski begitu, politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengatakan, pihaknya tidak akan keluar dari isu yang sudah mejadi fokus koalisinya terkait dengan debat capres-cawapres.
"Tentu tetap koridornya empat, korupsi nomor satu, penegakan hukum, nanti HAM nomor tiga, terorisme nomor empat. Masing-masing penting," ucapnya.
Ilustrasi (Mahesa/era.id)