Ma'ruf Amin: Hoaks Itu Sama Seperti Tsunami

| 12 Jan 2019 18:17
Ma'ruf Amin: Hoaks Itu Sama Seperti Tsunami
Ma'ruf Amin saat menghadiri pertemuan Masjid Muhammad Yusuf, Depok (Wardhani/era.id)
Jakarta, era.id - Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin bilang, Indonesia saat ini tengah dilanda tsunami hoaks atau kabar bohong dalam masa kampanye Pilpres 2019.

Bahkan mantan Rais Aam PBNU ini menyebut, tsunami hoaks ini hampir menimbulkan perpecahan di antara masyarakat. Padahal, perpecahan ini seharusnya tidak terjadi.

"Kita juga sedang menghadapi tsunami, hoaks. Hoaks itu seperti tsunami, itu goyang. Hampir kita bertengkar sesama bangsa gara-gara hoaks dan fitnah, mudah-mudahan kita dibebaskan dari fitnah-fitnah pembohong," kata Ma'ruf di Masjid Muhammad Yusuf, Depok, Jawa Barat, Sabtu (12/1/2019).

Cawapres pendamping Joko Widodo ini juga berdoa agar Indonesia dijauhkan dari dajjal yang ingin merusak persatuan dengan kabar bohong.

"Mudah-mudahan kita dibebaskan dari fitnah-fitnah pembohong. Dajjal itu pembohong. Ada dajjal yang akan merusak itu. Dajjal juga maknanya pembohong, jadi kita meminta kepada Allah, berlindung dari pembohong yang mengeluarkan hoaks-hoaks itu," ucapnya.

Ma'ruf kemudian menceritakan pada hadirin yang hadir dalam acara dzikir dan doa bersama, kalau dia pun terkena isu hoaks. Kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu, dia pernah disebut bergoyang dan dianggap menyalahi adab seorang ulama saat acara relawan di Tugu Proklamasi sesaat sebelum pengundian nomor urut di Pilpres 2019. Padahal, saat itu, dirinya tak berjoget melainkan hanya bertepuk tangan.

"Saya juga pernah kena ghibah. Waktu pernah mengambil nomor ke KPU, saya dikatain pernah joget. Saya cuma tepuk tangan doang, saya bilang 'mata lo rabun'," ujar Ma'ruf.

Tak hanya itu fitnah yang menghampiri dia. Menurut Ma'ruf, dirinya pun pernah difitnah mencium wanita yang padahal adalah istrinya sendiri.

"Saya juga pernah difitnah katanya bersalaman dan cipika cipiki dengan perempuan, pas saya liat itu ternyata istri saya sendiri. Lah gimana," ujarnya.

Sehingga dia berharap, ke depan, masyarakat Indonesia bisa lebih cerdas dalam menerima berita yang belum terbukti kebenarannya. Tujuannya supaya masyarakat tak terpengaruh dengan kabar bohong yang berpotensi merusak persatuan bangsa.

"Mudah-mudahan kita sudah pintar. Sehingga tak terpengaruh kepada hoaks. Cek dulu, jangan main percaya aja," tutupnya.

 

Tags : pilpres 2019
Rekomendasi