Hasilnya, sebanyak 50,6 persen publik menyatakan menonton debat kandidat yang digelar 17 Januari 2019. Sementara itu, ada 46,7 persen pemilih yang tidak menonton langsung di stasiun televisi yang menyiarkan.
"Dari basis 50,6 persen yang menonton, kami membagi membagi enam dimensi penilaian debat pasangan calon untuk ditanyakan kepada responden. Hasilnya, Jokowi-Ma'ruf menang di lima dimensi, sementara Prabowo-Sandiaga menang satu dimensi," tutur Peneliti LSI Adjie Alfaraby di Kantor LSI Denny JA, Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur (30/1/2019).
Rinciannya, dari dimensi kemampuan komunikasi seperti cara menyampaikan pendapat, menyanggah, dan berargumen, Jokowi-Ma'ruf unggul sebesar 39,4 persen dan Prabowo-Sandi 33,7 persen.
Pada dimensi penguasaan materi, Jokowi-Ma'ruf unggul sebesar 37,7 persen dan Prabowo-Sandi 31,2 persen. Pada dimensi program kerja, Jokowi-Ma'ruf unggul sebesar 45,2 persen dan Prabowo-Sandi 26,2 persen. Pada dimensi penguasaan permasalahan sesuai tema debat, Jokowi-Ma'ruf unggul sebesar 38 persen dan Prabowo-Sandi 31,6 persen.
"Ada perbedaan posisi pada dimensi kekompakan dan saling melengkapi. Hasilnya, Prabowo-Sandi unggul sebesar 46 persen, sementara Jokowi-Ma'ruf sebesae 30,1 persen," kata dia.
Lanjut Adjie, pada dimensi persepsi kepemimpinan yang kuat, Jokowi-Ma'ruf unggul sebesar 39,4 persen dan Prabowo-Sandi 34,9 persen.
"Artinya, dalam penilaian yang lebih spesifik, Jokowi-Ma'ruf tetap dinilai lebih unggul dibanding Prabweo-Sandi di debat pertama. Bahkan, angkanya cukup telak, dengan skor 5-1 yang diungguli oleh paslon nomor urut 01 ini," kata Adjie.
Selebihnya, sisa persentase responden yang tak memilih masing-masing paslon menyatakan keduanya sama saja, dan menjawab tidak tahu atau tidak menjawab.
Diketahui, survei ini menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error sebesar +/- 2,8 persen, dilakukan dengan wawancara tatap muka kepada 1.200 respoden seluruh Indonesia dalam rentang waktu 18-25 Januari 2018.