Peneliti LSI Adjie Alfaraby menuturkan, sebanyak 50,6 persen responden mengaku menonton debat perdana Pilpres 2019. 46,7 persen tidak menonton dan sisanya 2,7 persen tidak menjawab.
Dari 50,6 persen responden yang menonton, hanya 29,6 persen yang menonton debat secara utuh. 69 persennya hanya menonton sebagian dan 0,5 persen tidak menjawab.
"Pemilih Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno menjadi yang terbanyak menonton debat secara utuh yaitu sebanyak 32,2 persen. 67,0 persen hanya menonton sebagian, dan 0,8 persen tidak menjawab," ujar Adjie di kantor LSI, Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (30/1/2019).
Sementara itu, pada basis pemilih Joko Widodo-Ma'ruf Amin yang menonton debat secara utuh 28,0 persen, 71,7 hanya menonton sebagian. Dan 0,3 persen tidak menjawab.
"Terdapat juga responden yang merahasiakan pilihan politiknya. 29,1 persen dari mereka menyatakan menonton debat secara utuh, dan 70,9 persen hanya menonton sebagian," kata dia.
Usai debat pertama yang menggagas tema korupsi, hukum, HAM, dan terorisme, kedua pasangan calon, baik Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandi tidam mengalami kenaikan elektabilitas yang signifikan.
"Setelah debat elektablitas Jokowi-Ma'ruf sebesar 54,8 persen. Sementara Prabowo-Sandi 31,0 persen dan swing voters 14,2 persen. Stuktur elektablitas tak terlalu berubah setelah (debat) pilpres pertama," tuturnya
Kenaikan tak signifikan ini, kata Adjie, berasal dari perbandingkan elektabilitas kedua pasangan dari sebelum sampai setelah debat.
"Jokowi-Ma'ruf Desember 2018 54,2 lalu Januari 54,8 persen. Prabowo-Sandi Desember 30,5 dan Januari 31,0 persen. Tidak terlalu signifikan cenderung stagnan kedua-duanya," ungkapnya.
Lebih lanjut, Adjie bilang setelah debat pertama berlangsung 82,1 respon memutuskan tidak akan merubah pilihannya dalam pilpres 2019. Sedangkan 5,8 persen atau 2,9 persen dari populasi nasional akan merubah pilihan mereka.
"Dari yang belum menentukan menjadi memilih calon, dari memilih calon menjadi tidak memilih, dari Prabowo-Sandi menjadi Jokowi-Ma'ruf, dari Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Sandi," terang Adjie.
Diketahui, survei ini menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error sebesar +/- 2,8 persen, dilakukan dengan wawancara tatap muka kepada 1.200 respoden seluruh Indonesia dalam rentang waktu 18-25 Januari 2018.