Kelima nama tersebut adalah mantan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto, penyidik senior KPK Novel Baswedan, mantan Ketua KPK Busyro Muqoddas, ahli hukum Todung Mulya Lubis, dan mantan Wakil Ketua KPK Chandra M Hamzah. Setidaknya, nama-nama yang disebutkan tadi di atas beredar luas.
Juru Kampanye Nasional Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Muhammad Syafi’i bilang, kelima nama itu memang paling berpeluang untuk diangkat jadi Jaksa Agung. Tentunya dengan catatan kalau Prabowo-Sandi terpilih di Pilpres 2019. Terlebih kelima tokoh itu juga tidak terikat dengan partai tertentu.
"Semuanya (lima nama tersebut) bukan kader partai, karena prinsip kita bukan kader partai maka semua yang bukan kader partai dan mereka ahli hukum semuanya berpeluang," ucap Syafi'i di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (31/1/2019).
Anggota Dewan Penasihat Partai Gerindra itu juga menegaskan pihaknya memang menginginkan Jaksa Agung yang bukan berasal dari kader partai. Sebab, dia menilai Jaksa Agung berasal dari partai adalah kesalahan dalam sistem ketata negaraan.
“Prinsipnya, kami tidak akan melanjutkan kesalahan. Mengangkat aparat penegak hukum dari kader partai, seperti kesalahan fatal yang dilakukan oleh rezim hari ini. Perkara orang belum kita bahas,” lanjutnya.
Meski begitu, diakuinya nama-nama yang beredar di media sosial itu juga belum tentu final. Terlebih dirinya tak mengetahui akun Instagram, Indonesia Adil Makmur yang menyebarkan poling kandidat Jaksa Agung.
“Belum ada (pembahasan). Perkara orang kita nggak bahas,” ucapnya.
Rekomendasi
Afair01 Feb 2019 22:22TKN Sebut Nama Jaksa Agung dari BPN Angan-Angan
Popular