Jokowi mengapresiasi kejujuran Ratna yang mengakui jika dirinya bukan dianiaya melainkan melakukan operasi plastik. Meski begitu, Jokowi tetap mengkritik pihak-pihak yang menyebut jika ibunda Atiqah Hasiholan itu dianiaya orang tak dikenal.
"Saya acungi jempol ke Mbak Ratna. Tapi yang nggak benar itu yang ngabarin digebukkin, itu nggak benar. Maunya apa? Maunya nuduh kita kriminalisasi, tapi masyarakat kita sudah cerdas dan pintar-pintar," kata Jokowi saat itu.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding menyebut, apa yang dilakukan Jokowi merupakan bentuk kematangan politik baik sebagai pribadi maupun pemimpin.
Karding bilang, Jokowi mampu membedakan urusan politik dan pertemanan. Tak hanya itu, pujian Jokowi terhadap Ratna adalah bentuk kebesaran hati. Sebab, dalam kasus itu, justru kubu petahana yang sebenarnya dirugikan.
"Pak Jokowi sebagai pemimpin maupun pribadi masih bisa melihat sisi positif seseorang, termasuk Ratna Sarumpaet orang yang paling berperan dalam mendiskreditkan dirinya," ungkap Karding dalam keterangan tertulisnya, Senin (4/2/2019).
Bagi Ketua DPP PKB ini, sikap Jokowi justru kebalikan dengan sikap kubu paslon 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Padahal, sebelumnya Ratna merupakan pendukung paslon 02.
"Alih-alih memuji Ratna, mereka justru memojokkan dan menghabisi karakter Ratna. Seolah-olah tidak pernah ada hal baik yang dilakukan Ratna untuk mereka," kata dia.
Karding menilai, sikap Jokowi tersebut dianggap mampu mencontohkan kedewasaan berpolitik bagi masyarakat. Sehingga, politik dengan cara kebencian tak lagi dilakukan jelang pemilu 2019 ini.
"Pujian Pak Jokowi kepada Ratna semakin mendewasakan masyarakat dan kehidupan politik kita. Bahwa kontestasi politik tidak mesti diwarnai kebencian, caci maki, apalagi memutus persahabatan," ujarnya