"Jadi kita ada beberapa matrik, pertama jumlah percakapan. Jumlah percakapan pasangan Jokowi-Ma'ruf 57,25 persen. Sementara pasangan Prabowo-Sandi 42,75 persen. Hari ini menurut Politicawave siapa yang akan menang angkanya seperti itu," kata Founder Politicawave Yose Rizal dalam konferensi pers di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (7/2/2019).
Secara rinci, percakapan terkait Jokowi-Ma'ruf mendominasi sejumlah kota besar di Indonesia. Dengan 80 persen warganet membicarakan Jokowi-Ma’ruf secara positif dan 20 persen negatif. Sementara pasangan Prabowo-Sandiaga, memperoleh 74 persen percakapan positif dan 26 persen percakapan negatif.
Angka persentase tersebut diperoleh PoliticaWave dari pengumpulan data secara realtime yang dilakukan selama periode penelitian sejak 28 Januari hingga 4 Februari yang lalu di sejumlah media sosial.
Media sosial tersebut terdiri dari Facebook, Twitter, Instagram, Online Forum, dan News Portal. Adapun jumlah percakapan yang terekam sejumlah 1.899.891 dengan total akun yang melakukan perbincangan sebesar 267.059.
Dari jumlah akun tersebut, mereka mendata ada sekitar 61,25 persen akun yang membicarakan Jokowi-Ma'ruf Amin. Sementara akun yang membicarakan Prabowo-Sandiaga 38,75 persen.
Yose bilang, akun yang terekam dalam pemantauan ini adalah akun asli dan bukan bot. Sementara untuk akun anonim, tetap dimasukkan ke dalam data terekam tersebut.
"Akun anonim selama itu bukan bot tetap kita masukkan. Percakapan ada 257 ribu percakapan konten pilpres per hari. Bot kalau mau pilpres, naik. Kita filter sehari 60 ribu," jelas dia.
Karena Politicawave sudah beberapa kali mengadakan survei terkait elektabilitas paslon dalam Pilkada maupun Pilpres sebelumnya, Yose yakin, pasangan calon yang menang dan punya sentimen positif di media sosial akan memenangkan kontestasi politik yang sebenarnya. Apalagi, hal ini tak hanya terjadi di Indonesia saja melainkan di negara lain.
"Jadi biasanya yang menang di sosial media itu menang di realnya. Di US begitu dan di Indonesia hampir 90 persen," tutupnya.