Fadli Zon Bikin Rugi Prabowo-Sandiaga

| 12 Feb 2019 20:54
Fadli Zon Bikin Rugi Prabowo-Sandiaga
Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon (era.id)
Jakarta, era.id - Sikap Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon yang menolak meminta maaf kepada ulama Maemoen Zubair menuai sorotan. Putri keempat Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny Wahid bahkan menyebut sikap Fadli sebagai sikap yang menyebabkan masyarakat kehilangan simpati.

Tentu saja, sikap Fadli itu dianggap Yenny sebagai hal yang merugikan pasangan calon yang diusung Gerindra, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Bukan apa-apa, menurut Yenny, selain masyarakat umum, massa Nahdlatul Ulama (NU) pun juga kehilangan simpati.

"Pastinya warga NU merasakan kedekatan dengan Mbah Maimoen Zubair. Jadi kalau ada ekspresi tokoh mana pun, kemudian seolah-seolah diposisikan menyerang beliau (Maemoen), maka pasti tidak akan menimbulkan kesan yang simpatik di kalangan NU," kata Yenny di kediaman Ma'ruf Amin di Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (12/2/2019).

Anak kedua Gus Dur ini yakin, maksud puisi Fadli itu memang ditujukan kepada ulama yang akrab disapa Mbah Moen. Tapi, Fadli sengaja tak menyebut nama supaya menimbulkan multitafsir di kalangan masyarakat.

"Ada yang kemudian menanggapi negatif, ada yang positif. Kalau saya, sebagai seorang tokoh publik, memang kami semua selayaknya menjaga sekali apa yang kita bicarakan." 

Dia mengaku, dirinya sudah enggan mempersoalkan hal tersebut. Apalagi, kalau Fadli tidak mau meminta maaf, hal itu justru merugikan wakil ketua DPR RI itu bersama dengan kubunya. 

"Merugikan beliau sendiri, kalau beliau mengambil sikap yang terlalu defensif."

Sebelumnya, Fadli sempat diminta untuk meminta maaf karena puisi yang dibuatnya dianggap menghina Kiai Maemoen Zubair. Fadli bilang sih ia tidak berniat menyindir Kiai Maemoen. Dia mengatakan, bait-bait dalam puisi tersebut hanya sebuah bentuk ekspresi. 

"Saya kira saya sudah jelaskan beberapa kali bahwa puisi itu ekspresi dan enggak ada hubungannya dengan Mbah Moen," kata Fadli di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (11/2).

Menurut Fadli, yang dia sindirnya justru adalah rezim penguasa saat ini. Sementara itu, dia meminta agar tidak ada lagi politisasi soal puisinya yang berjudul Doa yang Tertukar tersebut.

"Bahkan dalam puisi itu disebutkan kaum penguasa. Mbah Moen kan bukan penguasa. Jadi jangan dipolitisir."

Rekomendasi