Jakarta, era.id - Bertepatan dengan peringatan hari kasih sayang alias valentine, tagar #ValentieBukanBudayaKita jadi trending di Twitter. Alih-alih sibuk mencibir budaya keseharian orang Indonesia, ada satu hal yang luput dari perhatian: typo massal.
Dari sekian banyak orang yang ikut-ikutan nulis kata #ValentieBukanBudayaKita, kayaknya tak ada yang menyadari bahwa ternyata ada typo massal di balik viralnya tagar tersebut. Akun @daraprayoga_ menyitir soal typo massal itu: Budaya kita itu typo. Tapi males ralat karena udah ngepost, tapi typo, tapi engga bisa di-unsend, tapi bodo amat udah kepalang.
Memang menggunakan kata Valentie pada tagar viral itu tidak tepat. Seperti yang kita tau seharusnya kata itu adalah Valentine.
Tweet yang sudah ditweet ulang sebanyak 528 dari tulisan itu sontak dibanjiri komentar lain dari netizen. @niessaayu misalnya ia mengatakan bahwa orang se Indonesia sudah tau kalau typo sudah membudaya. Ia berkelakar: Apalagi typo ngechat mantan tujuannya biar punya obrolan ehh malah dianya gak bales.
Selain itu, salah satu netizen bernama @Kiyowoo6 ikut mengomentari tweet tersebut. Dirinya baru sadar kalau hastag yang menjadi trending topic nomor satu di Indonesia itu typo: Kok w baru sadar si kalo itu typo.
Bukan Pertama Kali
Kejadian typo massal ini bukan kali pertama terjadi di Republik Twitter. Baru sebulan lalu typo massal pernah terjadi pada tren challenge yang memarken foto lama yang dibandingkan dengan foto baru, #10YearsChallenge.
Alih-alih menulis kata #10YearsChallenge di postingannya, para pengguna Twitter malah menulis #10YearsChallege. Untungnya masih ada orang yang sadar dan mau menyadarkan.
Salah satu komentar yang cukup menarik dari typo masal yang terjadi pada bulan Januari itu yakni mengatakan bahwa ternyata kebanyakan netizen di Indonesia memilih ikut arus ketimbang memilih jalan yang benar.
Selain itu ada juga yang menyinggung sebuah konsensus yang terbentuk di masyarakat: karena terlanjur banyak yang menggunakan, maka dianggap benar.