Menghadapi pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak mendatang, Golkar kembali memanaskan mesin partainya yang sempat tersendat pada masa transisi ketum. Lewat komando Airlangga, Golkar menyatakan kesiapannya untuk bertarung di 2018.
"Golkar juga sedang mempersiapkan infrastrukturnya untuk menghadapi pilkada dan pilpres," ujar Sekjen Anggota DPR dari Fraksi Golkar, Ichsan Firdaus, Sabtu (6/1/2017).
Diakui Ichsan, Airlangga yang saat ini menjabat sebagai Menteri Perindustrian itu merupakan komunikator yang andal untuk memimpin Golkar, terutama menghadapi Pilkada 2018 dan Pilpres 2019 mendatang. Saat disinggung ihwal rangkap jabatan ketumnya, Ichsan mengatakan bahwa keputusan berada di tangan Presiden Joko Widodo.
Menurutnya seorang menteri merupakan pembantu presiden. Terkait pengunduran Airlangga dari jabatan menteri, lanjut Ichsan, adalah hak prerogratif presiden yang harus dihormati. "Apakah kemudian Pak Airlangga harus mundur, saya rasa, Pak Airlangga siap. Kita tidak bisa melakukan intervensi akan hal tersebut," tambah dia.
Sementara itu politikus senior Partai Golkar, Happy Bone Zulkarnaen mengatakan, polemik rangkap jabatan Airlangga saat ini harus segera diselesaikan dan memfokuskan pada hal yang lebih produktif. Bone menilai, kinerja Airlangga sebagai Menteri Perindustrian sangat baik, akan tetapi saat ini ia dihadapkan pada tugas baru menyambut pilkada dan pilpres 2019 mendatang.
Diketahui, hingga saat ini Presiden Jokowi belum menentukan sikap menyusul rangkap jabatan Airlangga. Banyak yang menyebut posisi yang dialami Airlangga saat ini bertolak belakang dari komitmen Jokowi yang melarang menterinya menjabat sebagai ketua umum parpol.
"Apa yang harus kita lakukan, pertama kita melakukan new performance, new engine, dan new branding dengan cara-cara itu, Insyaallah kita mencapai target karena kita punya tim yang solid, profesional, loyal," pungkas dia.