Kata Jokowi, Tak Ada Pertemuan Diam-diam untuk Freeport

| 20 Feb 2019 22:34
Kata Jokowi, Tak Ada Pertemuan Diam-diam untuk Freeport
Tambang Freeport (Foto: Setkab.go.id)
Jakarta, era.id - Presiden Joko Widodo memastikan tak ada pertemuan diam-diam terkait penguasaan saham Freeport Indonesia sebesar 51 persen. 

Hal ini dia sampaikan sekaligus membantah pernyataan mantan Menteri ESDM yang kini jadi juru debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Sudirman Said. Sudirman said mengatakan, ada pertemuan rahasia antara Jokowi dengan Bos Freeport McMoran, James R. Moffet  sebelum kepemilikan Freeport jatuh ke Indonesia. 

"Enggak sekali, dua kali ketemu. Gimana sih kok diam-diam. Ya Ketemu bolak balik, enggak ketemu sekali dua kali," kata Jokowi di El Hotel Royale, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (20/2/2019).

Pada pertemuan itu, Jokowi menyebut, ada pembicaraan terkait perpanjangan izin operasi Freeport. "Dia kan minta perpanjangan. Pertemuan bolak-balik memang yang diminta perpanjangan," ungkapnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini membantah pernyataan Sudirman Said yang bilang pertemuan tersebut merupakan pertemuan diam-diam. 

"Kalau pertemuan pasti ngomong, enggak diam-diaman. Ada-ada saja. Ya, biasalah. Ketemu dengan pengusaha ya biasa saja, ketemu konglomerat biasa saja, ketemu yang sekarang (bos Freeport) biasa saja. Ngapain saya?" ujarnya.

Hasilnya dari pertemuan tersebut, kata Jokowi, akhirnya saham Freeport dimiliki Indonesia sebesar 51 persen. Proses ini pun disinggungnya memang butuh waktu lama hingga bertahun-tahun.

"Sejak awal saya sampaikan, bahwa kita memiliki keinginan itu (untuk menguasai 51 persen saham), masa enggak boleh," tegasnya.

Supaya kalian tahu, mantan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengungkap, ada pertemuan khusus Presiden Joko Widodo dan Bos Freeport James R Moffet di Istana 2015 lalu.

Sudirman yang saat ini menjadi Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi mengatakan, pertemuan itu yang menginisiasi terbitnya surat 7 Oktober 2015 yang sempat heboh.

"Surat 7 Oktober 2015. Jadi surat itu seolah-olah saya yang memberikan perpanjangan izin, itu persepsi publik," katanya, dalam diskusi, di Jalan Aditiyawarman, Jakarta Selatan, Rabu (20/2/2019).

Sudirman menjelaskan, sehari sebelum surat tersebut terbit, dia dipanggil Presiden Joko Widodo ke Istana Negara. Tapi, dia tidak diberi tahu agenda pertemuan itu.

Rekomendasi