Konsepindo melakukan dua metode survei, pertama dengan pertanyaan terbuka atau top of mind. Hasilnya, Jokowi-Ma'ruf mendapat 55 persen dukungan, sedangkan Prabowo-Sandiaga mendapat 33,2 persen. Sementara itu yang tidak menjawab sebesar 11, 8 persen.
Metode kedua melalui simulasi kertas suara. Hasilnya, capres nomor urut 01 mendapat dukungan lebih menurun sedikit dari metode awal, sebesar 54 persen, sedangkan Prabowo-Sandiaga mendapat dukungan sebesar 34,1 persen. Sementara itu yang tidka menjawab sebesar 11,1 persen.
"Melihat dari kedua hasil survei, masih ada selisih atau gap antara capres nomor urut 01 dan 02 sekitar 20 persen," ucap Direktur Eksekutif Konsepindo Veri Muhlis Afiruzzaman di Millennium Hotel, Jakarta Pusat, Rabu (13/3/2019).
Peneliti LIPI Syamsudin Haris memandang hasil survei ini tidak jauh berbeda dari hasil sejumlah lembaga survei lain. Dugaan Syamsudin, hasil pemilu nanti juga tidak jauh berbeda dari temuan survei ini.
Melihat tren elektabilitas yang masih begitu-gitu aja sejak beberapa bulan terakhir, dan mengingat debat pilpres telah berjalan dua kali, Syamsudin memandang debat sebagai metode kampanye ini tidak terlalu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pergeseran dukungan.
"Debat capres itu tidak banyak mengubah peta elektabilitas paslon secara signifikan. Jadi, pola pilihan pemilih kita sudah terbentuk sedemikian rupa sehingga agak sulit untuk diubah," tutur Syamsudin.
Juru Bicara TKN Jokowi-Ma'ruf Ace Hasan Syadzily yang hadir dalam acara ini mengakui masih ada besaran margin of error dalam temuan survei, tapi ia optimis capresnya masih akan mengungguli pilihan pemilih. Bahkan, ia sempat bergurau kepada Juru Bicara BPN Viva Yoga yang duduk di sebelahnya.
"Selisih masih 20 persen lebih, tidak mudah Bang Viva akan mengejar kami. Tapi, ya kami pun walaupun dikejar, akan lari juga," ujar Ace.
Membalas soal elektabilitas capres-cawapres, Viva seakan enggan terlalu menanggapi temuan survei ini. Menurut dia, belum tentu hasil survei tentu mencetak angka yang sama dengan hasil pemilihan.
Ia berkaca pada masa Pilkada 2017 lalu, di mana saat itu Basuki Tjahaja Purnama yang beberapa kali diunggulkan di lembaga survei. Namun, hasilnya yang menang dan memimpin Jakarta periode 2017-2022 adalah Anies Baswedan.
"Elektabilitas cincai lah, bisa naik turun. Saya tidak mau membahasnya. Jadi beberapa survei di DKI aja hasilnya salah. Ini tergantung kredibilitas dari lembaga survei itu sendiri," ungkap Viva.
Survei itu dilakukan sejak 17 hingga 24 Februari 2019 di 34 provinsi di Indonesia. Adapun masyarakat yang berpartisipasi pada survei tersebut ialah sebanyak 1.200 responden. Margin of error survei di atas kurang lebih 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.