Dari 1.200 responden yang dimintai survei, sebanyak 55 persen mendukung Joko Widodo-Maruf Amin, dan 33,2 persen mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Berarti ada 11,8 persen yang memilih tidak menjawab dan belum memutuskan.
Sebanyak 11,8 persen ini kita namakan sebagai undecided voters. Mereka bisa saja memilih, bisa juga tidak memilih pada hari pemungutan suara 17 April nanti. Hanya saja, sekarang mereka belum memutuskan pilihannya.
"Dari temuan kami, pemilih undecided voters yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 56 persen dan perempuan sebanyak 44 persen," tutur Direktur Eksekutif Konsepindo Veri Muhlis Afiruzzaman di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (13/3/2019).
Dari kategori suku, undecided voters paling banyak berada pada suku Jawa sebanyak 63 persen, di bawahnya ada suku sunda sebanyak 9,5 persen, dan sisanya di bawah 5 persen.
Pada kategori pendidikan, golongan undecided voters paling banyak berada ada pemilih ada tingkat pendidikan tamat SLTA/sederajat sebanyak 29,6 persen; tamat SLTP sebanyak 26,1 persen; tamat SD sebanyak 17,2 persen; tidak tamat SD sebanyak 16,7 persen; dan pernah kuliah sebanyak 10,3 persen.
Konsepindo membuat pertanyaan kepada para undecided voters ini, apakah mereka akan ikut memilih pada 17 April mendatang atau tidak. Hasilnya, sebanyak 52 persen menjawab akan memilih, 13,9 persen menjawab tidak, dan 34,1 persen tidak menjawab.
Pertanyaan lanjut, undecided voters ini ditanya siapakah yang paling pantas menjadi capres-cawapres, sebanyak 3,4 persen menjawab Jokowi-Ma'ruf, 3,4 persen menjawab Prabowo-Sandi, dan 93,2 persen masih belum mau menjawab dan menjawab tidak tahu.
"Padahal sudah kita paksa dengan pertanyaan lanjutan, siapa yang paling pantas jadi presiden dan wakil presiden, ternyata 93,2 lagi-lagi tidak menjawab," ungkap Veri.
"Mengapa pertanyaan ini kami buat karena selama ini suka ada asumsi atau diskusi di berbagai tempat seolah-olah kelompokan di edit vooter akan ngeblok di satu pihak setelah dikejar? Ya ternyata enggak ngeblok," lanjutnya.
Untuk kamu tahu, survei ini dilakukan pada periode 17 hingga 24 Februari 2019 di 34 provinsi se-Indonesia. Margin of error survei di atas kurang lebih 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.