Jakarta, era.id - Penangkapan terduga teroris bernama Husain alias Abu Hamzah diwarnai ledakan. Hasil penyelidikan sejauh ini menunjukkan dugaan keterlibatan Husain alias Abu Hamzah di dalam jaringan ISIS.
Maaf, lead di atas kami ralat. Sebab, penyebutan teroris dengan nama alias yang ke-Arab-Arab-an hanya akan melestarikan pandangan ngawur orang-orang yang 'tak berpikir' soal relasi terorisme dengan agama Islam. Ya, meski jelas, yang ke-Arab-Arab-an tak selalu Islam. Tapi, mohon bacalah lead di atas tanpa nama alias.
Jika sudah sepaham, mari kita lanjut. Jadi, dalam artikel ini kami akan memaparkan kronologi peristiwa ledakan yang sempat menghebohkan sepanjang siang hingga pagi tadi.
Peristiwa ini bermula ketika pasukan antiteror Detasemen Khusus (Densus) 88 hendak menyergap Husain di kediamannya di daerah Sibolga, Sumatera Utara, Selasa (12/3). Menurut keterangan Kadiv Humas Mabes Polri, M. Iqbal, setidaknya ada tiga ledakan yang terjadi sepanjang rangkaian peristiwa.
Ledakan pertama terjadi saat polisi melakukan pengecekan awal di kediaman Husain sekitar pukul 14.50 WIB. Ledakan pertama itu melukai seorang anggota polisi. Menyusul ledakan, polisi bergerak membekuk Husain. Sementara, anggota polisi yang terluka langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Sibolga.
Usai mendapatkan Husain, sebuah informasi menyebut bahwa istri dan anak Husain masih berada di dalam rumah dan menolak menyerahkan diri. Mendapati informasi itu, polisi beserta sejumlah masyarakat sekitar melakukan negosiasi, membujuk istri dan anak Husain untuk menyerahkan diri.
Namun, istri Husain bersikeras menolak menyerahkan diri. Negosiasi pun berlangsung alot hingga 12 jam, sebelum istri Husain mengakhiri hidupnya dengan meledakkan diri di dalam rumah, dinihari tadi, Rabu (13/3/2019) sekitar pukul 01.30 WIB.
Padahal, Kapolda Sumatera Utara, Irjen Pol Agus Andrianto yang memimpin negosiasi menjelaskan, negosiasi dilakukan dengan pendekatan yang amat persuasif.
Menurut kesaksian warga sekitar dalam berbagai pemberitaan yang kami himpun, ada dua ledakan yang terjadi pada dinihari tadi ketika istri Husain mengakhiri hidupnya. Saat itu, polisi langsung mengevakuasi warga sekitar ke jarak aman.
Dalam keterangan kepada wartawan di Medan, Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Dedi Prasetyo menjelaskan, ideologi radikal yang dipahami istri Husain diketahui lebih keras daripada ideologi yang dianut Husain.
"Ideologi istrinya, menurut informasi dari suaminya (Husain) ternyata lebih keras terpapar dari paham ISIS hingga meledakkan diri," kata Dedi.
Penyergapan Husain sendiri, dikatakan Kapolri, Jenderal Tito Karnavian adalah pengembangan dari penangkapan seorang terduga teroris lain terkait jaringan ISIS di Lampung.
"Jadi (mereka) terkena paham-paham ISIS, kelompok ini sudah dijejaki tim Densus, makanya penangkapan duluan di Lampung dan kemudian dan Sibolga," ujar Tito.