Jadi, hasil survei itu menunjukkan, 70,4 persen pemilih menyatakan enggak terlalu tertarik dengan janji politik yang banyak disuarakan para peserta pemilu, khususnya capres dan cawapres.
Survei yang digelar sepanjang 26 Februari hingga 8 Maret 2019 itu menghimpun suara dari 1.220 responden. Dari survei tersebut, cuma 18,3 persen responden yang bilang tertarik dengan janji politik.
Lebih lanjut, survei itu mendalami alasan kenapa para pemilih enggak tertarik dengan janji politik. Ya, apalagi alasannya kalau bukan para pemilih yang memang terlanjur enggak percaya dengan para capres dan cawapres.
Dan angkanya lumayan besar, lho. Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago menuturkan, dalam survei itu, ada 62,8 persen pemilih yang enggak percaya dengan janji politik capres-cawapres.
"Namun demikian, masih ada yang percaya terhadap janji politik yang diobral ketika masa kampanye sebesar 24,7 persen," kata Pangi di Jakarta, Kamis (21/3/2019).
Menurut Pangi, rendahnya kepercayaan pemilih terhadap capres-cawapres enggak lepas dari kebiasaan dua kubu bermain-main pada isu enggak penting yang melibatkan sentimen dan emosi publik.
Makanya, Pangi bilang, seluruh peserta pemilu harus mulai membenahi kebiasaan itu. Caranya, ya bermain dalam ranah yang konkret-konkret sajalah. Biarkan masyarakat terdidik. Demi politik yang lebih baik. Begitu kira-kira.