Survei ini dilakukan di 34 provinsi di Indonesia pada tanggal 15-21 Maret. Metode yang digunakan untuk penarikan sampel adalah multistage random sampling dengan teknik wawancara tatap muka menggunakan kuesioner. Responden survei merupakan warga negara Indonesia yang sudah berusia minimal 17 tahun.
Peneliti Indo Barometer, Hadi Suprapto Rusli bilang, indikator kemenangan Jokowi-Ma'ruf yang pertama adalah karena masyarakat puas dengan kinerja Jokowi sebagai presiden, angkanya mencapai sebesar 64,4 persen. Sedangkan, yang tidak puas sebesar 31,6 persen.
"Dari distribusi terhadap pilihan pasangan calon, pemilih yang puas terhadap kinerja Jokowi lebih banyak memilih pasangan Jokowi-Amin sebesar 75,2 persen. Sedangkan pemilih yang tidak puas lebih banyak memilih pasangan Prabowo-Sandi sebesar 74,1 persen," katanya dalam konferensi pers, di Hotel Atlet Centuri Park, Senayan, Jakarta, Selasa (2/4/2019).
Kedua, lanjutnya, penilaian kualitas personal Jokowi lebih baik daripada Prabowo. Ada dua aspek kualitas yang dinilai yaitu, aspek kepribadian dan kemampuan.
"Jokowi lebih unggul dalam aspek kepribadian, yaitu bepengalaman 88,3 persen. Perhatian dan dekat dengan rakyat 86,2 persen, pintar atau intelektual 84,4 persen. Mampu memimpin 77,7 persen, Islami beragama 74,5 persen. Dan jujur atau bersih dari korupsi 67,8 persen," tuturnya.
Sementara Prabowo, katanya, unggul dalam aspek tegas 83,2 persen, dan berwibawa sebagai pemimpin 79,9 persen.
Sedangkan dalam hal kemampuan calon presiden, Jokowi unggul dalam semua aspek yakni mampu mengatasi masalah keamanan sebesar 79,2 persen. Mampu mengatasi masalah hukum 73,9 persen dan mampu mengatasi masalah ekonomi secara umum sebesar 61,3 persen.
"Ketiga, data survei menunjukan, program tiga kartu baru Jokowi yang disampaikan saat kampanye disambut posistif masyarakat. Tiga program kartu tersebut yaitu, kartu sembako murah (KSM), kartu Indonesia pintar kuliah (KIP Kuliah) dan kartu prakerja (KPK). Program tersebut disukai masyarakat di atas 85 persen. Namun, yang kenal atau mengetahui program ini berlum maksimal di bawah 40 persen," tuturnya.
Indikator keempat, katanya, mayoritas reponden muslim Indonesia menganggap Jokowi lebih mewakili aspirasi umat Islam dibanding Prabowo. Sebanyak 45,5 persen mengaku terwakili oleh Jokowi, sedangkan 30 persen merasa paling diwakili oleh Prabowo Subianto. Sedangkan yang tidak menjawab sebesar 24,5 persen.
Selanjutnya, indikator kelima yakini, jika dibandingkan dengan Prabowo keunggulan dukungan terhadap Jokowi merata di berbagai segmen penting. Seperti, jenis kelamin, desa-desa, pulau, agama, usia, pendidikan, profesi, parpol pendukung dan lainnya.
"Lima indikator di atas, ditambah masih jauhnya selisih paslon 01, dan 02 menurut survei nasional Februari dan Maret, merupakan penanda kuat kemenangan Jokowi-Amin. Namun, kemenangan itu akan batal jika pendukung Jokowi-Amin golputnya mencapai kurang lebih 2,83 persen. Pada tingkat kepercayaan 95 persen," tutupnya.