Survei Voxpol: Elektabilitas Jokowi-Prabowo Makin Ketat

| 09 Apr 2019 16:38
Survei Voxpol: Elektabilitas Jokowi-Prabowo Makin Ketat
Ilustrasi (Foto: Istimewa)
Jakarta, era.id - Lembaga Survei Voxpol Center Research dan Consulting merilis hasil elektabilitas kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden Pemilu Presiden 2019.

Elektabilitas kedua paslon masih di bawah 50 persen. Padahal, syarat menang pilres adalah kandidat yang mendapat suara 51 persen ke atas.

Pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin masih memimpin dengan perolehan 48,8 persen, sedangkan pasangan Prabowo-Sandi 43,3 persen dengan 7,9 persen yang masih belum menentukan pilihan (undecided voters).

Direktur Eksekutif Voxpol Pangi Syarwi Chaniago bilang, segi elektabilitas menunjukkan peta politik semakin kompetitif, selisih elektabilas kedua pasang kandidat sudah semakin dekat. 

"Itu artinya, selisih elektabilitas kedua pasangan ini hanya terpaut 5,5 persen. Kedua kandidat dan tim suksesnya harus bekerja keras mengamankan peluang memenangkan kontestasi 17 April 2019 yang tinggal menghitung hari," kata Pangi dalam diskusi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (9/4/2019).

Merujuk hal itu, Pangi mengungkapkan kedua kandidat masih memiliki peluang untuk menang ataupun kalah, meskipun survei yang ia keluarkan menujukkan Jokowi-Ma'ruf unggul dari Prabowo-Sandiaga. 

Diskusi survei Voxpol Center. (Diah/era.id)

"Di atas kertas hari ini, Pak Jokowi menang (survei). Tapi kalau di 17 April kita tidak bisa ukur karena ada golput, swing voters, undicided dan isu yang berkembang belakangan itu bisa ubah struktur politiknya," ungkapnya.

Supaya kamu tahu, survei Voxpol Center Research and Consulting mengambil 1.600 responden di seluruh provinsi Indonesia yang telah berusia 17 tahun ke atas. Pemilihan responden dilakukan secara acak dengan metode multistage random sampling dan wawancara tatap muka. Tingkat kesalahan atau margin of error survei sebesar 2,45 persen. Kemudian, tingkat kepercayaan survei sebesar 95 persen.

Dalam pengambilan survei, Voxpol melakukan quality control sebanyak 20 persen dari total jumlah sampel secara acak (random), dengan cara mendatangi kembali responden terpilih dan mengonfirmasi ulang responden terpilih (hot spot checking).

Rekomendasi