Cerita pilu setelah proses ini pun terjadi di Kota Bekasi. Dua orang Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Kota Bekasi meninggal dunia diduga akibat kelelahan saat menjadi KPPS.
Kedua KPPS tersebut yakni Ahmad Salahudin (43) dan Fransiskus Asis Ismantara (53). Keduanya meninggal dunia usai menjalankan tugasnya menjadi KPPS. Keduanya diduga meninggal dunia akibat kelelahan dan kurang tidur.
Ahmad Salahudin (43) merupakan KPPS di TPS 081, Kranji, Bekasi Barat, Kota Bekasi. Ia mengalami kecelakaan saat berkendara di Jalan Raya Pekayon, Bekasi Selatan, Kota Bekasi pada Kamis (18/4) pagi, setelah menjalankan tugasnya.
Kala itu, Salahudin hendak mengantar anaknya berangkat sekolah di Pesantren Darussalam, Cimanggis, Kota Depok. Salahudin menggunakan sepeda motor itu melaju dari arah Pekayon menuju Jatiasih. Namun, dia sempat kebilangan kendali dan menabrak sebuah truk yang melaju dari arah berlawanan. Akibatnya, Salahudin tewas ditempat akibat mengalami luka dibagian wajah dan kepala. Sedangkan anaknya hanya mengalami luka-luka.
"Jadi adik saya berangkat dari rumah habis subuh, sekitar jam 5 lewat. Posisinya itu dia abis antar surat suara ke kelurahan, langsung berangkat antar anaknya ke pesantren karena hari ini dia mau ada ujian. Bisa dipastikan kondisi fisiknya sudah lelah yah, karena kan ngurus TPS sampai pagi. Fisiknya lemah, mata ngantuk, dan ngejar waktu ujian jam 7 (pagi)," ucap Ahmad Saefudin (45), kakak kandung Salahudin kepada era.id, Jumat (19/4/2019).
Proses perhitungan suara di TPS Salahudin kelar pada Kamis (18/4) sekitar pukul 04.00 WIB. Salahudin juga mengikuti proses pemungutan suara hingga mengantarkan surat suara ke kelurahan.
"Sampai semua selesai almarhum (Salahudin) ikut sampai ke kelurahan, kalau satu hari sebelum pemungutan (pencoblosan) beliau enggak sampai begadang, cuma sampai sekitar jam 12 malam. Nah kalau untuk perhitungan suara memang kondisinya belum tidur," ucap Satria, anggota KPPS 081 Kranji, Kota Bekasi.
Sedangkan Fransiskus Asis Ismantara (53), meninggal dunia pada Jumat (19/4) pagi di RS Elizabet, Kota Bekasi. Ismantara merupakan KPPS di TPS 031 Kelurahan Bojong Rawalumbu, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi.
Selain sibuk menjadi KPPS, ia juga sibuk sebagai pengurus di gereja lantaran berbarengan dengan perayaan umat kristiani yang jatuh pada Jumat (19/4). Ia tidak tidur sejak proses pemungutan suara hingga Kamis (18/4) malam.
"Tadi malam Jumat Agung, dia sibuk di gereja dan sibuk juga di TPS, semenjak mulai pemungutan suara itu sampai tadi malam itu dia tidak tidur. Habis penghitungan sampai jam 1 atau jam 2 (dini hari)," ucap Maria Yuli, Adik ipar Ismantara.
Padahal, sejak Kamis (18/4) pagi, Ismantara mengeluh kesakitan pada bagian dada. Namun Ismanatar tidak mau berobat ke Rumah Sakit.
Jumat (19/4) dini hari sekitar pukul 03.00 WIB, Ismantara baru mau di bawa ke rumah sakit. Pihak dokter menyatakan tak sanggup mengobati Ismantara. Hingga pukul 04.00 WIB, Ismantara dinyatakan meninggal dunia oleh dokter.
"Terus akhirnya tadi pagi jam 3 subuh di bawa ke rumah sakit baru mau dan itu dokter sudah angkat sama sekali karena dikasih obat lewat infus pun enggak mempan, jadi tensinya gak naik. Memang beberapa tahun lalu pernah dirawat sakit jantung, dirawat ke Rumah Sakit Elizabet. Jam 3 dateng jam 04.40 WIB meninggal. Iya kelelahan banget enggak tidur, memang pak Ismantara aktif di lingkungan dan di gereja," pungkasnya.