"Dari kemarin bertambah, sudah 26 orang yang meninggal, itu ada di jajaran kabupaten/kota, kecamatan hingga desa," kata Afif di Kantor Bawaslu RI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (22/4/2019).
Sama seperti KPU, Afif bilang sebelumnya Bawaslu sudah mengajukan pengadaan asuransi kepada pengawas yang terkena musibah, tapi saat itu tidak disetujui. Maka, Bawaslu berencana memberikan santunan kepada jajaran pengawas tersebut.
"Kalau dari sisi kelembagaan, kami sudah menyiapkan dan Pak Sekjen sudah menyatakan alokasinya yang sifatnya santunan kepada jajaran kita," ucap dia.
Dengan raut muka sendu, Afif menyampaikan Bawaslu turut berbela sungkawa yang mendalam kepada keluarga korban atas kesedihan ini.
Gugurnya jajaran pengawas pemilu ini, Kata Afif, akan menjadi evaluasi Bawaslu dalam pengawasan pemilu pada waktu mendatang.
"Yang mereka dapatkan tidak seberapa dibandingkan pengorbanan dan waktu yang dia berikan untuk mengawal pemilu ini. Ini menjadi perhatian kita semua untuk memperhatikan kesejahteraan termasuk keselamatan dari proses demokrasi yang luar biasa mengharu biru ini," ungkapnya.
Supaya kamu tahu, selain 26 orang meninggal dunia, terdapat beberapa daftar jajaran pengawas pemilu yang mengalami musibah. Di antaranya, Panwaslu yang dirawat inap sebanyak 85 orang, tersebar di 21 provinsi, 43 kabupaten/kota; dirawat jalan 137 orang, tersebar di 20 provinsi, 52 kabupaten/kota; mengalami kekerasan 15 orang, tersebar di 21 provinsi, 14 kabupaten kota; sementara mengalami kecelakaan 74 orang, tersebar di 20 provinsi, 47 kabupaten/kota.