Tak Semua WNI Keturunan Arab Seperti Omongan Hendropriyono

| 09 May 2019 19:10
Tak Semua WNI Keturunan Arab Seperti Omongan Hendropriyono
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj. (Twitter @nahdlatululama)
Jakarta, era.id - Pernyataan bekas Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) A.M. Hendropriyono yang berseru supaya warga negara Indonesia keturunan Arab tidak menjadi provokator menuai reaksi.

Tak hanya dari cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto yang bilang pernyataan pria yang digelari the master of intelligence itu bernada rasis dan berpotensi mengadu domba. Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj juga turut mengomentari.

Said bilang, banyak warga negara Indonesia (WNI) keturunan Arab yang berjiwa nasionalis. Pernyataan Hendropriyono itu, tambah Said Aqil, seakan-akan menggeneralisasi warga keturunan Arab.

Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) itu lantas mencontohkan beberapa tokoh Arab yang berjiwa nasionalis di antaranya Habib Luthfi bin Yahya dan Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf.

"Coba selawatan pasti ada Indonesia Raya, itu Habib Syekh, lalu Habib Luthfi setiap selawatan pasti Indonesia Raya, kan itu nasionalis sekali. Bahwa ada sekelompok yang harus kita amati, kita waspadai iya, tapi jangan digeneralisasi. Niat  Hendropriyono baik, demi keutuhan," kata Said ditemui di halaman Istana Negara, Jakarta, usai menemui Presiden Jokowi, seperti dikutip Antara, Kamis (9/5/2019).

Menguji bantahan Said Aqil untuk Hendropriyono

Penasaran dengan bantahan Kiai Said, era.id mencoba menelusuri seberapa pentingnya peran tokoh-tokoh Arab di Indonesia. Keluarlah nama Abdurrahman Baswedan atau yang akrab disapa AR Baswedan. Nama tokoh satu ini pasti tidak asing lagi di telinga kalian. Ya, dia adalah kakek dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

AR Baswedan dikenal sebagai pejuang kemerdekaan sekaligus diplomat dan sastrawan Indonesia. Dia dikenal sebagai diplomat pertama Indonesia dan berhasil mendapatkan pengakuan de jure dan de facto pertama bagi eksistensi Republik Indonesia, yaitu dari Mesir.

AR Baswedan bersama KH Agus Salim. (Foto: Istimewa)

AR Baswedan pernah menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha dan Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Wakil Menteri Muda Penerangan RI pada Kabinet Sjahrir, Anggota Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP), Anggota Parlemen dan Anggota Dewan Konstituante.

Tak puas dengan AR Baswedan, era.id kembali menemukan nama Faradj bin Said bin Awad Martak. Tak banyak yang tau siapa tokoh Arab yang satun ini. Dia adalah pedagang Indonesia keturunan Arab yang merelakan rumahnya Jalan Pegangsaan Timur nomor 56 digunakan untuk upacara proklamasi.

Faradj bin Said duduk di tengah. (Foto: wikimedia.org)

Bahkan, selama Bung Karno di kediamannya, Faradj memberikan pelayanan khusus, termasuk membantu menyembuhkan penyakit Sang Proklamator.

Atas jasanya itu, pemerintah RI kemudian memberinya ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Faradj bin Said Awad Martak. Ucapan tersebut disampaikan secara tertulis atas nama Pemerintah Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1950, yang ditandatangani oleh Ir HM Sitompul selaku Menteri Pekerdjaan Umum dan Perhubungan Republik Indonesia. 

Surat ucapan terima kasih Bung Karno untuk Faradj bin Said. (Foto: wikimedia.org)

Melihat wikipedia.org, mata kami kembali terbelalak dengan banyaknya tokoh-tokoh Arab yang menorehkan tinta emas dalam perjalanan bangsa Indonesia. Tokoh tersebut tersebar dalam beberapa bidang seperti agamawan, ahli dan akedemisi, aktivis dan pejuang, atlet, pelaku politik, pengusaha dan profesional, seniman, tokoh kerajaan, tokoh militer dan kepolisian, hingga wartawan.

Rekomendasi