Tiga Politisi Demokrat Kembali Desak Kejujuran Prabowo

| 13 May 2019 16:51
Tiga Politisi Demokrat Kembali Desak Kejujuran Prabowo
Prabowo Subianto (Foto: Twitter @prabowo)
Jakarta, era.id - Tiga politisi Partai Demokrat kembali mendesak capres nomor urut 02 Prabowo Subianto jujur terkait klaim kemenangannya sebesar 62 persen. Tiga politisi ini adalah eks Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief, Wasekjen Partai Demokrat Rachland Nashidik, dan Ketua DPP Demokrat Jansen Sitindaon.

Dalam tulisan mereka yang berjudul 'Jokowi, Prabowo, dan AHY. Siapa Jujur, Siapa Kesatria?' yang diklaim sebagai pandangan pribadi, ketiganya meminta agar Prabowo jujur soal benarkah mereka memiliki bukti nyata dan kuat terkait klaim kemenangan tersebut. 

Bahkan, mereka menyebut, jika Prabowo benar berbohong maka dosa yang diperbuat oleh Ketua Umum Partai Gerindra itu luar biasa. Sebab, tak sedikit pendukung kubu paslon 02 itu siap mati demi membela Prabowo jika dinyatakan kalah oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 22 Mei mendatang.

"Bayangkan kalau jutaan orang itu nanti benar-benar nekat, melakukan perlawanan fisik dan akhirnya menjadi korban karena mempertahankan keyakinan yang salah, siapa yang bertanggung jawab? Tentu Prabowo," tulis Andi dan kawan-kawan dalam surat tersebut seperti dikutip era.id, Senin (13/5/2019).

Ketiganya menyebut, Prabowo bisa saja menyalahkan orang lain terkait pihak-pihak yang memberikan informasi klaim kemenangan sebesar 62 persen. Tapi, sebagai capres, mantan Danjen Kopassus itu harusnya punya penilaian sendiri atas dasar logika dan akal sehat, serta kecermatan dan kehati-hatian sebelum melakukan klaim kemenangan.

Apalagi, saat ini banyak pihak yang enggak percaya dengan klaim kemenangan itu. Salah satunya adalah Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. Ketiganya menulis, SBY hingga saat ini masih belum bisa diyakinkan dengan angka 62 persen tersebut. 

Menurut Andi, Rachland, dan Jansen, ketua umumnya itu kuat dalam logika, cermat dan berhati-hati untuk membenarkan klaim tersebut. Apalagi, SBY sudah puas dalam Pilpres sebagai capres dua kali dan saat ini berada di luar kekuasaan.

"Tentu tak mungkin (SBY) disuruh membela secara membabi buta capres yang diusungnya itu kecuali akal sehat dan hati nuraninya meyakini klaim kemenangan Prabowo yang 62 persen itu kuat dan benar," ungkap mereka.

Sikap Demokrat Condong Mengakhiri Koalisi

Pernyataan pribadi yang disampaikan oleh tiga politisi partai berlambang bintang mercy untuk jujur soal klaim kemenangan Prabowo, sebenarnya sudah pernah disampaikan sebelumnya.

Salah satunya adalah melalui cuitan Andi Arief lewat akun Twitter-nya beberapa waktu yang lalu dengan menyebut 'setan gundul'. Tak hanya itu, Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Demokrat Ferdinand Hutahaean juga pernah mengatakan partainya tak yakin dengan klaim kemenangan tersebut.

Melihat gerakan Partai Demokrat ini, pengamat Pengamat Politik dari Lembaga Analisis Politik Indonesia, Maksimus Ramses Lalongkoe mengatakan apa yang dilakukan partai ini sebenarnya adalah upaya membangun citra mereka ke depan. Sebab, kata Maksimus, Partai Demokrat sudah menganggap Pemilu 2019 sudah usai dan saatnya melangkah ke depan.

"Ini juga salah satu cara untuk meraih simpati di pemilu 2024, jadi ini langkah-langkah yang mereka ambil buat membangun opini publik. Apa yang mereka lakukan bakal meningkatkan efek elektoral mereka ke depan," kata Maksimus.

Enggak cuma itu, Maksimus mengatakan, pertemuan antara Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang juga anak pertama SBY merupakan simbol jika kubu Prabowo-Sandiaga dengan Partai Demokrat sudah selesai. 

"Koalisi itu sudah selesai. Tinggal mereka mencari titik aman masing-masing jadi itu sudah jadi petunjuk. Ya, tinggal menunggu tanggal 22 Mei saja," tutupnya.

Tags : pilpres 2019
Rekomendasi