Apalagi, Prabowo sudah tiga kali berpartisipasi dalam pemilu sehingga harusnya lebih paham aturan yang ditetapkan dalam setiap Pemilu.
"Pak Prabowo tak berlaku bijak dan negarawan, karena dapat dikatakan beliau tidak menghargai hukum yang ada di Indonesia," kata Karding kepada wartawan di Jakarta, Rabu (15/5/2019).
Ketua DPP PKB itu menyebut, ada tiga hal yang membuat dirinya mengatakan hal tersebut. Pertama, Prabowo tak mau menunggu hasil pengumuman resmi KPU yang bakal disampaikan pada 22 Mei 2019. Padahal, sebagai partisipan Prabowo harusnya taat dengan apa yang sudah diputuskan oleh lembaga penyelenggara pemilu.
Kedua, sikap penolakan Ketua Umum Partai Gerindra itu tak dibangun atas data dan fakta. Apalagi, dugaan kecurangan belum bisa dibilang fakta karena belum dibuktikan. Selain itu, Karding melihat tudingan soal kecurangan tak jelas.
Dari penolakan itu, Karding bilang, mantan Danjen Kopassus itu tampak tak mempercayai KPU. Padahal, Partai Gerindra turut melakukan fit and proper test untuk menentukan komisioner KPU di DPR.
"Ini artinya beliau tidak siap kalah dan tidak siap menang sesuai dengan komitmen kampanye damai yang dilakukan bersama KPU sebelumnya," ujar Karding.
Penolakan hasil pemilu yang dilakukan Prabowo ini, menurut Karding, justru memberikan contoh pendidikan politik yang buruk bagi masyarakat. Sebab, bukan tak mungkin pola serupa terulang apalagi banyak pemilihan umum selain pemilihan presiden. "Dengan perilaku tidak siap kalah seperti ini akan bisa jadi preseden buruk di masa mendatang."
Supaya kalian tahu, capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menyatakan penolakan hasil Pemilu 2019. Hal tersebut karena terindikasi banyaknya kecurangan dalam pesta demokrasi lima tahun sekali ini.
"Saya akan menolak hasil penghitungan suara pemilu, hasil penghitungan yang curang," tegas Prabowo saat bicara dalam acara 'Mengungkap Fakta-Fakta Kecurangan Pilpres 2019' di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Selasa (14/5).
Bahkan, Badan Pemenangan Nasional (BPN) juga mengeluarkan data perolehan suara versi hitung C1 BPN, dari 444.976 TPS (54,91 persen) per 14 Mei pukul 12.28 WIB. Dari data itu, tercatat, suara pasangan 02 ini melampui perolehan Jokowi-Ma'ruf. Jokowi-Ma'ruf mendapat 44,14 persen sedangkan Prabowo-Sandi 54,24 persen.