Meski begitu aktif dalam kegiatan politiknya, Ma'ruf secara tegas menyebut anaknya tak bakal kebagian kursi di kabinet yang dibentuknya bersama Joko Widodo.
"Enggak, enggak akan (anak-anak masuk kabinet). Enggak lah, enggak boleh ikut-ikut lah. Soal reshuffle itu kan soal Pak Jokowi, hak prerogatif Presiden, dan saya belum jadi wakil presiden, jadi kalau reshuffle itu ya beliau," tegas Ma'ruf di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (17/5/2019).
Keaktifan putra-putri Ma'ruf dalam kegiatan politik ayahnya memang seringkali tampak. Sebut saja, seperti anak lelakinya Achmad Syauqi yang menjadi Ketua Dewan Pembina Master C19 Portal KMA yang merupakan kumpulan relawan.
Tak hanya itu, putrinya seperti Siti Haniatunnisa, Siti Ma'rifah, Siti Mamduhah, seringkali tampak di arena kampanye bersama ayahnya.
Bahkan, saat Ma'ruf Amin bertemu dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri beberapa waktu lalu, tampak putrinya, Siti Ma'rifah ikut dalam pertemuan tertutup itu.
Keputusan soal jabatan menteri, kata Ma'ruf, bakal lebih banyak diserahkan kepada Jokowi. Termasuk apakah bakal menyerahkan jabatan Menteri Agama kepada kader Nahdatul Ulama (NU) ketimbang kader Muhammadiyah. Sebab, selama ini, jabatan Menag seringkali diemban oleh politisi yang juga kader NU.
"Ya (NU atau Muhammadiyah) itu terserah Bapak Presiden. Itu hak prerogratif Presiden," ungkap dia.
Kalau kalian belum tahu, pada Kabinet Kerja saat ini, ada tujuh kursi menteri yang dijabat oleh kader NU. Mereka adalah Khofifah Indar Parawansa yang menjabat Menteri Sosial, Lukman Hakim Saifuddin sebagai Menteri Agama, Marwan Ja'far menjabat Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
Ada juga Imam Nahrawi sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga, Muhammad Hanif Dhakiri menjabat Menteri Ketenagakerjaan.
Ada pula Muhammad Nasir sebagai Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi; serta Nusron Wahid yang menjabat Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BN2TKI)