Melansir dari Telegraph, aturan ini diberlakukan pemerintah Iran selama Bulan Ramadan. Selain melarang memandangi perempuan, Iran juga akan mendenda warganya yang makan di tempat umum selama Ramadan.
"Nasihat pribadi saya agar perempuan menghormati hijab lebih dari sebelumnya, dan laki-laki tidak boleh melihat perempuan yang sedang melintas secara langsung," sebut juru bicara Mahkamah Iran, Hossein Esmaili, seperti dikutip era.id, Senin (20/5/2019).
"Bagi yang mengacuhkan instruksi selama Ramadhan ini mereka telah melakukan pelanggaran dan harus menerima hukuman dari penegak hukum," sambung dia.
Ilustrasi perempuan di Iran (Pixabay)
Di samping larangan menatap perempuan, polisi moral di Iran juga akan melarang siapapun memainkan musik terlalu keras dari radio mobil. Aparat akan langsung menderek mobil dan memberikan denda kepada pengemudi kendaraanya.
Sejumlah pengamat menganggap sikap pemerintah Iran ini terlalu ketat. Sekalipun untuk meningkatkan kepatuhan warganya untuk beribadah selama Bulan Ramadan.
Publik menyoroti perubahan sikap Iran yang semakin keras akibat sanksi dari Amerika Serikat (AS). Mereka khawatir sikap pemerintah ini akan membuat perekonomian Iran merosot.
Belum lagi Inflasi di Iran telah mencapai 50 persen. Nilai mata uang Iran Riyal mencapai nilai terendahnya, di mana 1 dolar AS dihargai 16 ribu Riyal.
"Bulan suci Ramadan adalah pengingat bagi kita untuk bersikap tabah menghadapi kontroversi dan kesombongan dunia karena, tampaknya AS ingin berperang melawan ekonomi, budaya, dan kehidupan sosial kita, namun bukan secara fisik," tutup Hossein Salami.
Entah bagaimana pemerintah Iran menerapkan aturan tersebut selama Ramadan tahun ini. Hanya saja, ada kekhawatiran publik yang merasa tidak puas dengan perubahan sikap tersebut dan memicu unjuk rasa.