Jangan Tonton Kerusuhan kalau Tak Mau Terluka

| 23 May 2019 17:12
Jangan Tonton Kerusuhan kalau Tak Mau Terluka
RSUD Tarakan (Wardhany/era.id)
Jakarta, era.id - Kasihan, mungkin itu adalah kata yang cocok untuk menceritakan kisah S. S adalah warga asal Bima, NTB yang datang ke daerah Sarinah, Jakarta, untuk menonton aksi demonstrasi di depan gedung Bawaslu. Apesnya, dia kena peluru hampa dan harus dirawat di RS Tarakan, Jakarta.

Kisah itu diketahui dari Dokter Dinkes DKI Jakarta RSUD Ciracas, Rizky Futari Renggana. Saat itu, Rizky bertugas membawa korban demonstrasi dari wilayah MH Thamrin ke rumah sakit rujukan salah satunya RSUD Tarakan. S yang menjadi korban, ditemukan Rizky di atas puing-puing di sekitaran gedung Sarinah, Thamrin.

Dia datang merantau ke Jakarta untuk mencari pekerjaan. Sementara senggang, dia datang ke lokasi kerusuhan untuk mengisi waktu luangnya.

"Jadi dia pendatang tujuannya melamar kerja di situ kemudian mau lihat aksi, pas ada aksi dia menyelamatkan diri tapi kena yg katanya luka tembak," jelas Rizky kepada wartawan di RSUD Tarakan, Cideng, Jakarta Pusat, Kamis (23/5/2019).

S ditemukan petugas yang kebetulan sedang berbersih sisa-sisa kerusuhan. Dia berada di samping botol-botol bekas dan sisa bahan bangunan yang rusak. 

Saat diperiksa, S bercerita dirinya tertembak. Dia segera dibawa ke RS Tarakan untuk mendapatkan perawatan.

Setelah diperiksa, tak ada bekas luka di tubuh S. Namun, petugas kesehatan mendapatkan luka benda tumpul di punggungnya.

"Lukanya luka tumpul saja sih. Kalaupun memang benar tembakan, ya mungkin tembakan senapan angin saja. Karena lukanya, luka tumpul bukan luka tembak," imbuhnya.

Kondisi S saat ini juga tengah diberikan penanganan medis dengan infus dan oksigen. Namun, karena tak makan dan minum selama belasan jam, S pun tampak lemah. 

Setelah mendapatkan perawatan itu, S bakal bisa kembali ke kediamannya yang tercatat berada di kawasan Cakung, Jakarta Timur.

Supaya kalian tahu, RSUD Tarakan merawat 168 korban akibat demo yang ricuh sejak tanggal 21-22 Mei. Meski sebagian korban sudah pulang tapi masih ada 11 orang masih dirawat. Sementara, tiga korban di antaranya meninggal dunia.

Rekomendasi