Pak BW, Bawaslu Tak Sependapat Pemilu 2019 Disebut Terburuk

| 29 May 2019 08:22
Pak BW, Bawaslu Tak Sependapat Pemilu 2019 Disebut Terburuk
Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI Abhan (Diah/era.id)
Jakarta, era.id - Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI Abhan menanggapi pernyataan Bambang Widjojanto (BW) yang menyebut Pemilu 2019 terburuk sepanjang sejarah. 

Abhan merasa tidak sependapat dengan BW. Ia menepis pernyataan tim hukum BPN Prabowo-Sandi itu, ketika mengajukan gugatan sengketa hasil pilpres ke Mahkamah Konstitusi (MK).

"Menurut kami tidak (paling buruk), kalau menurut penyelenggara ini yang paling transparan. Karena transparan, semua bisa dilihat buruknya di mana," kata Ahan di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (28/5) malam. 

Buktinya, kata Abhan, proses perhitungan suara pemilu bisa langsung dilihat publik mulai dari tingkat TPS, Kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, hingga nasional. 

"Ini penyelenggaranya jelas, independen, transparan. Semua bisa lihat kan bagaimana debatnya kami dengan saksi, soal keberatan dari 02, anda bisa lihat sendiri kan," tuturnya. 

Abhan bilang, kesalahan dalam penyelenggaraan pemilu pasti ada, namun tidak secara keseluruhan. Namanya juga manusia, pasti tidak sempurna dalam menyelenggarakan sistem demokrasi seperti ini. 

"Kalau ada kesalahan iya, yang namanya manusia tidak sempurna. Lagipula kami juga telah membuat rekomendasi sekian PSU. Nah, ini kan bagian dari ada yang salah lalu diperbaiki," ucap Abhan. 

Sebelumnya, Komisioner KPU Pramono Ubaid Tanthowi bilang, pernyataan BW dinilai ahostopris dan tidak didasarkan dengan data dan argumen yang jelas. Pramono merasa perlu mengingatkan BW kembali terkait beberapa penyelengaraan Pemilu di era Orde Baru yang dinilainya tidak lebih baik dari Pemilu pasca reformasi. 

"Seperti, jumlah partai politik yang dibatasi tidak boleh lebih dari tiga partai politik, tidak boleh ada calon presiden penantang, dan semua calon anggota legislatif harus melalui proses penelitian khusus (litsus) oleh aparat untuk dinyatakan 'bersih diri'," tutur Pramono. 

Supaya kamu tahu, usai menyerahkan laporan gugatan hasil pemilu ke Mahkamah Konstitusi, BW sempat menyebutkan kalau Pemilu 2019 merupakan pemilu terburuk. BW membandingkannya dengan pelaksanaan Pemilu 1955.

Menurutnya, Pemilu paling demokratis justru terjadi di awal perang kemerdekaan, tahun 1959 saat Indonesia dipimpin Soekarno. "Inilah Pemilu terburuk di Indonesia selama Indonesia pernah berdiri," kata BW saat itu.

Rekomendasi