Tak Tergiur Jabatan, Gerindra Nyatakan Tetap Oposisi

| 01 Jul 2019 15:23
Tak Tergiur Jabatan, Gerindra Nyatakan Tetap Oposisi
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. (Foto: Istimewa)
Jakarta, era.id - Anggota Dewan Penasihat DPP Partai Gerindra, Raden Muhammad Syafi'i menyebut kadernya masih kekeh ingin berada di luar pemerintahan sebagai pihak oposisi. Hal itu diungkapkan pascaputusan gugatan sengketa Mahkamah Konstitusi dan penetapan pemenang Pilpres 2019.

"Kader Partai Gerindra dan pemikir demokrasi pasti menginginkan Gerindra tetap pada oposisi," kata Syafi'i kepada wartawan di Jakarta, Senin (1/7/2019).

Menurut Syafi'i, oposisi sangat berguna untuk menjaga demokrasi tetap sehat. Apalagi, selama ini partai besutan Prabowo Subianto itu selalu menjadi oposisi pemerintah. 

Enggak cuma itu, dia bilang Prabowo tentu ingin agar demokrasi di Indonesia ini tetap sehat sehingga menjadi kubu oposisi bakal tetap dilaksanakan. "Kita meyakini beliau menginginkan demokrasi yang ada di Indonesia itu adalah demokrasi yang sehat," ungkapnya.

"Menurut saya, demokrasi yang sehat itu harus ada check and balance yaitu selain partai pendukung harus ada partai oposisi dan saya meyakini Gerindra akan tetap pada posisi sebagai oposisi," imbuh Syafi'i.

Anggota Komisi III DPR RI ini menyebut, partai berlambang garuda ini bakal siap bekerja sendiri sebagai oposisi. Apalagi, menjadi oposisi sebetulnya tak perlu bergabung dengan partai lain. 

Namun, dia menyambut baik jika nantinya PKS bergabung sebagai koalisi oposisi. "Tapi kalau nanti kemudian ternyata PKS juga oposisi berati kita punya positioning yang sama," ujarnya.

Tak hanya menegaskan soal oposisi, Syafi'i juga membantah adanya rumor yang menyebut partainya sudah ditawari posisi sebagai Menteri Pertanian dan duta besar. 

Sebab, sebagai oposisi tentu tidak akan menerima posisi apapun dari koalisi pemerintahan. "Kalau kita memilih menjadi oposisi, saya kira sudah tahu jawabannya seperti apa enggak mungkin kita terima tawaran itu."

Rekomendasi