Waspada! 30 Persen Anak Keluarga Kaya Alami Stunting

| 01 Jul 2019 18:07
Waspada! 30 Persen Anak Keluarga Kaya Alami Stunting
Ilustrasi (Pixabay)
Padang, era.id - Fenomena kekurangan gizi kronis pada anak, stunting faktanya tidak hanya terjadi pada masyarakat dengan ekonomi rendah. Pembicara dari Institut Gizi Indonesia, Prof Fasli Jalal menyebut berdasarkan hasil riset ditemukan 30 persen anak dari keluarga kaya di Indonesia juga mengalami stunting.

"Jadi stunting itu tidak hanya fenomena orang miskin, tapi juga orang kaya yang pola asuh anaknya salah kendati memiliki fasilitas," katanya dalam sebuah diskusi di Padang, seperti dikutip Antara, Senin (1/7/2019).

Fasli menyebutkan pada saat anak keluarga miskin sebanyak 40 persen mengalami stunting, pada keluarga kaya jumlahnya mencapai 30 persen, sehingga perlu penyadaran pola pengasuhan kepada keluarga yang secara sosial ekonomi tidak miskin.

"Stunting adalah anak yang tidak tumbuh sesuai dengan umurnya. Jadi perkembangan anak itu punya standar dan setiap anak punya titik minimal, kalau tidak sesuai maka disebut stunting atau gagal tumbuh," ujarnya.

Fasli menjelaskan, penyebab stunting ada tiga, yakni makanan tidak cukup masuk ke perut anak, ada makanan tapi tidak tahu bagaimana menggunakannya, kemudian makanan masuk cukup tapi dicuri oleh cacing di perut anak, serta adanya infeksi berulang.

 

Ia menilai, salah satu cara pencegahan stunting di Sumatera Barat adalah dengan mengoptimalkan peran sosial, sehingga semua keluarga besar bersama-sama mengawasi dan memantau anak.

"Artinya orang sekampung perlu bersama-sama mengawasi dan memperhatikan gizi anak dan semua bertanggung jawab membesarkan anak," kata dia.

Kemudian ia menjelaskan, pada anak yang stunting sel otak tidak berkembang maksimal sehingga mempengaruhi kecerdasan sehingga ada yang telat berpikir atau kurang pintar. Pada sisi lain, ia melihat stunting merupakan masalah laten yang terjadi lama dan penanganan tidak bisa hanya oleh orang kesehatan saja atau pangan.

"Kepala daerah yang di wilayahnya banyak stunting tidak perlu malu, karena yang paling penting bagaimana bisa cepat melakukan penanggulangan dan menurunkan angka stunting," kata dia.

Ia menambahkan, pencegahan stunting harus dimulai pada 1.000 hari pertama kehidupan mulai dari kehamilan selama 270 hari kehamilan hingga dua tahun pertama usia bayi.

Rekomendasi