Hari Gizi Nasional 2024 Ajak Masyarakat Cegah Stunting, Menuju Indonesia Emas 2045

| 07 Feb 2024 07:31
Hari Gizi Nasional 2024 Ajak Masyarakat Cegah Stunting, Menuju Indonesia Emas 2045
Peringatan Hari Gizi Nasional 2024 bersama Royco (Era.ID/Yesica Sitinjak)

ERA.id - Hari Gizi Nasional 2024 jatuh pada 25 Januari lalu, dengan mengangkat tema "MPASI Kaya Protein Hewani untuk Mencegah Stunting". Selaras dengan tema tersebut, Royco dengan program Royco Nutrimenu mengedukasi keluarga Indonesia menyajikan hidangan 'Isi Piringku' untuk mencegah malnutrisi, khususnya stunting.

“Sebagai brand bumbu masak andalan ibu untuk aneka sajian lezat bernutrisi bagi keluarga, Royco terus berkomitmen mendukung Pemerintah mengatasi permasalahan malnutrisi, terutama stunting," kata Direktur Nutrition Unilever Indonesia, Amaryllis Esti Wijono saat konferensi pers di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, pada Selasa (6/2/2024).

Program tersebut dilakukan dengan kolaborasi bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (NU Care-LAZISNU). Ini merupakan bagian dari gerakan Gerakan Keluarga Maslahat Nahdhatul Ulama

(GKMNU).

Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin sangat mengapresiasi program tersebut dilakukan untuk usaha mengatasi stunting di Indonesia. Terlebih pada 2023 anak stunting di Indonesia masih 21,6 persen, yang target pengurangan di 2024 menjadi 14 persen.

“Selaku Menteri Kesehatan Republik Indonesia, saya menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Unilever yang telah berkontribusi dalam upaya penurunan stunting. Semoga kolaborasi yang terbangun dapat terus bermanfaat untuk anak Indonesia yang sehat dan bebas stunting,” tutur Budi Gunadi Sadikin.

Dr. dr. Wahidin, M.Kes, selaku Kepala Biro Perencanaan BKKBN menyampaikan bahwa Indonesia saat ini mengalami beban ganda dalam hal gizi. Ini lantaran terdapat masyarakat yang kekurangan gizi, tetapi ada juga yang mengalami asupan gizi berlebihan hingga menyebabkan obesitas.

“Indonesia mengalami beban ganda dalam hal gizi. Masih banyak anak, masyarakat yang kekurangan gizi, tetapi di sisi lain ada yang meningkat dan bahkan melebihi gizinya,” ujar Dokter Wahidin.

Dengan demikian, edukasi harus terus dilakukan oleh pemerintah berkolaborasi dengan berbagai pihak agar masyarakat paham mengenai gizi. Menurutnya peningkatan pengetahuan masyarakat menjadi bagian penting untuk menciptakan generasi penerus yang sehat.

“Itu faktornya karena kurang memahami gizi bagaimana. Makanan bergizi itu ada di mana-mana, dan murah tidak mahal. Jadi yang penting adalah bagaimana meningkatkan pengetahuan gizi pada masyarakat agar bisa mengontrolnya juga,” tambahnya.

Rekomendasi