Kesalahan Sejarah dan Pidato 'Beracun' Trump

| 09 Jul 2019 14:43
Kesalahan Sejarah dan Pidato 'Beracun' Trump
Trump dalam pidato di Lincoln Memorial (Instagram/realdonaldtrump)
Jakarta, era.id - Donald Trump kembali menunjukkan 'keistimewaannya'. Pidatonya di hari kemerdekaan Amerika Serikat (AS) 4 Juli 2019 lalu mengundang begitu banyak reaksi. Trump disebut-sebut salah mengutip kebenaran sejarah. Publik mencemooh. Para pengamat menyebut rangkaian kesalahan ini sebagai jebakan politik bagi Trump.

Lincoln Memorial di Washington D.C., AS dibakar semangat nasionalisme. Di atas mimbar, Trump berpidato selama satu jam. Berkali-kali, Trump menyerukan: Salute to America! Pidato Trump di hari besar itu sejatinya baik-baik saja. Trump menjauh dari singgungan politik dan berfokus pada kisah-kisah kepahlawanan Negeri Paman Sam, hingga sebaris kalimat menghancurkan kegagahannya di atas podium.

Trump menyebut tentara revolusioner AS mengambil alih bandara dalam perang melawan Inggris saat perang revolusi tahun 1770-an. “Tentara kami menjaga udara, menabrak benteng, mengambil alih bandara, melakukan semua yang harus dilakukan. Dan di Fort McHenry, di bawah asap merah roket, tidak ada yang lain selain kemenangan,” tutur Trump dilansir Rollingstone, Selasa (9/7/2019).

Kalimat itu langsung diserang banyak orang. Kisah peperangan yang dituturkan Trump malah terasa seperti fantasi. Bagaimana tidak, di masa itu, tak ada satupun bandara di dunia. Bandara, termasuk pesawat militer adalah penemuan abad ke-20. Menurut literasi, penerbangan pesawat bertenaga pertama baru dilakukan pada tahun 1903 oleh Wright bersaudara.

Tak hanya soal bandara dan pesawat militer, publik juga menyoroti kata-kata Trump soal Fort McHenry dan asap merah serta roket, yang menurut sejarah menggambarkan pertempuran Baltimore yang terjadi pada 1812, bukan perang revolusi sebagaimana dituturkan Trump. Terkait berbagai kesalahan itu, Trump mengklarfiikasi kemudian. Menurutnya, malfungsi telemprompter jadi penyebab segala kesalahan itu.

“Teleprompter memang ada, dan sebenarnya sulit untuk melihat, karena ada hujan di atasnya. Tetapi, meskipun hujan, namun itu malam yang luar biasa,” kata Trump kepada para wartawan di Gedung Putih saat itu.

Trump saat berpidato di Lincoln Memorial (Instagram/realdonaldtrump)

Jebakan politik

Klarifikasi Trump terasa tiada guna. Publik telah menangkap kesalahan Trump itu sebagai perihal memalukan. Berbagai meme muncul di internet. Seluruhnya berisi narasi soal Trump dan sejarah bandaranya.

Tak hanya meme, tagar-tagar pun bermunculan. Sebut saja tagar berbunyi #RevolutionaryWarAirports dan #RevolutionaryWarAirportStories. Dalam tagar-tagar itu, terhimpun berbagai komentar menggelitik para pengguna media sosial terkait pernyataan Trump.

Berbeda dengan publik media sosial, sejumlah pengamat menyebut kesalahan Trump ini sebagai jebakan politik. Masalahnya, ini bukan kali pertama Trump melakukan kesalahan dalam mengutip sejarah.

Sebelumnya, di tahun 2017, Trump menyebut Andrew Jackson sebagai sosok penting yang mencegah terjadinya perang saudara. Kutipan sejarah itu dikritisi, sebab menurut fakta, Jackson meninggal 16 tahun, sebelum perang dimulai.

Selain itu, dalam sebuah komunikasi dengan Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, Trump juga melakukan kesalahan kutip sejarah. Saat itu, Trump mengatakan kepada Trudeau: Bukannya kalian telah membakar Gedung Putih?

Pernyataan Trump kepada Trudeau jadi pergunjingan saat itu. Merujuk fakta sejarah, tentara Inggris lah yang membakar Gedung Putih pada perang 1812, bukan pasukan Kanada.

Tags : donald trump
Rekomendasi