Pernyataan itu disampaikan Mularis dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Hanura kubu Sekretaris Jenderal Sarifuddin Sudding di Kantor DPP Hanura, Jalan Mabes Hankam, Bambu Apus, Jakarta Timur, Kamis (18/7/2018). Menurut Mularis, OSO telah mengalirkan dana tersebut ke rekening pribadinya, OSO Sekuritas.
"Dana yang harusnya dimasukkan ke rekening partai sebesar Rp200 miliar, dimasukkan ke rekening pribadi OSO Sekuritas," ungkap Mularis.
Terkait itu, Mularis meminta pengurus DPP Hanura untuk memeriksa OSO. Tak hanya itu, Mularis juga meminta OSO segera diberhentikan dari kepengurusan partai dan dipolisikan.
(Infografis: Retno Ayuningtyas)
Dugaan mahar politik
Tak hanya penyelewengan, Mularis juga menyebut OSO telah menerapkan orientasi mahar politik dalam proses rekomendasi calon kepala daerah untuk Pilkada 2018.
"Telah melanggar aturan dan tidak menerima masukan-masukan dari daerah dan hanya berpedoman kepada uang mahar. Karena itu, Saudara OSO dalam memimpin partai melakukan pelanggaran," kata Mularis.
Tak sampai situ. Menurut Mularis, gaya arogan OSO dalam memimpin partai banyak memicu keresahan para pengurus dan kader Hanura di daerah.
Terkait tuduhan itu, loyalis OSO, Benny Rhamdani sejatinya sudah menyampaikan bantahan. Ia malah menyebut OSO terlalu kaya raya, sehingga tuduhan itu terasa tak masuk akal baginya
"Tuduhan sangat serius, seolah-olah ketum melakukan penggelapan dana partai. Saya katakan mereka yang kumpul di sana, dua puluh atau tiga puluh orang, kumpul harta kekayaannya, enggak bisa lawan kekayaan ketum," kata Benny di Hotel Manhattan, Setiabudi, Jakarta, Rabu (17/1).