Enembe bilang, dia sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur usai kericuhan yang terjadi di Malang dan asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Kota Surabaya, Sabtu malam (17/8).
Pernyataan Enembe ini juga telah direspons baik oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, yang meminta maaf kepada Enembe serta masyarakat Papua dan Papua Barat. Khofifah berharap masyarakat Papua menerima permintaan maafnya, serta menginginkan situasi kamtibmas di dua provinsi ini dapat segera kondusif.
"Saya sudah sampaikan ini kepada Gubernur Jawa Timur bahwa kita tidak bisa dilecehkan demikian. Saya akan sampaikan aspirasi adik-adik mahasiswa kepada pemerintah pusat. Orang Papua bukan keturunan dari kera. Orang Papua punya harga diri dan martabat yang sangat tinggi dan sama seperti manusia mana pun," tegas Enembe yang disambut hangat ribuan massa.
Enembe tak habis pikir, kenapa masih ada orang yang berpikiran layaknya penjajah. Apalagi persekusi tersebut terjadi tepat saat HUT ke-74 Kemerdekaan Indonesia, Sabtu 17 Agustus 2019. Untuk itu, dalam waktu dekat, dirinya bersama forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopinda) Papua akan menyampaikan aspirasi mahasiswa dan masyarakatnya ke pemerintah pusat dan Jawa Timur.
Sementara itu, Kapolda Papua Inspektur Jenderal Rudolf Alberth Rodja menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Gubernur Papua serta ribuan massa yang telah menyampaikan aspirasinya dengan damai.
"Kami memberikan apresiasi yang tinggi atas penyampaian aspirasi yang damai oleh adik-adik mahasiswa dan masyarakat yang ada di Kota Jayapura. Polda Papua ikut mengawal aksi massa mulai dari titik keberangkatan hingga sampai di sini (kantor gubernur), begitu juga saat pulang nanti kami siapkan kendaraan," kata Kapolda Rodja saat ditemui sejumlah awak media.
Irjen Rodja yang juga pernah menjabat sebagai Kapolda Papua Barat ini pun mengimbau semua pihak untuk tetap menahan diri serta menjaga situasi kondusif di Papua,
"Kami berharap masyarakat tidak melakukan tindakan-tindakan inkonstitusional yang dapat merugikan banyak orang," imbaunya seraya mengatakan jika pihaknya bersama Forkopinda segera bertemu untuk mencari solusi, lalu meninjau langsung asrama mahasiswa Papua (ASP) di Jawa Timur untuk memberi jaminan keselamatan selama tinggal dan studi di kota pahlawan itu.
Pantauan era.id di Jayapura, ribuan massa bergerak dari empat titik sejak pukul 08.00 WIT mulai dari Kampus Uncen di Perumnas III Waena, Expo Waena, Abepura dan Kota Jayapura. Mereka melakukan long march dari lampu merah Abepura menuju Taman Imbi tepat di depan Kantor DPR Papua di Kota Jayapura, yang berjarak sekira 14 kilometer, kemudian berakhir di Kantor Gubernur Papua yang berada di Jalan Soa Siu Dok II Bawah.
Aksi tersebut menyebabkan arus lalu lintas macet total, demikian juga perekonomian masyarakat di Kota Jayapura lumpuh. Fakta ini menyusul tutupnya seluruh toko di Kota Jayapura karena takut menjadi sasaran para pengunjuk rasa sejak pukul 10.00 WIT hingga 17.00 WIT.
Kasubbag Humas Polres Jayapura Kota Iptu Jahja Rumra menyebutkan, 379 personel ditambah dari unsur TNI telah dikerahkan untuk mengamankan jalannya aksi demontrasi tersebut.
Suasanan sepanjang koridor kota yang biasa ramai mendadak lengang dan tegang. Seperti pengakuan Adi, salah satu warga Argapura, Distrik Jayapura Selatan. Dia merasa ketakutan atas aksi massa yang terjadi hari ini. “Saya mau ke Argapura tetapi takut karena massa banyak. Mereka sempat lempar-lempar lagi,” akunya saat berada di kawasan Buncend II Entrop. (Paul Tambunan)