Pemilu 2019 Jurdil, Tapi Kok Banyak Money Politic

| 28 Aug 2019 19:34
Pemilu 2019 Jurdil, Tapi Kok Banyak <i>Money Politic</i>
Peneliti P2P LIPI, Wawan Ichwanudin
Jakarta, era.id - Pusat Penelitian Politik (P2P) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) merilis hasil survei soal Pemilu Serentak 2019 dan Demokrasi di Indonesia. Dari survei mereka, aksi serangan fajar atau money politic masih kerap terjadi saat pemilu.

"91,2 persen responden sepakat jika Pemilu 2019 sudah berjalan secara bebas, jujur, adil. Tapi mereka juga mengakui politik uang masih terjadi sejak di tempat pemungutan suara (TPS) hingga ke tingkatan nasional," ujar Peneliti P2P LIPI, Wawan Ichwanudin di Gedung LIPI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Rabu (28/8/2019).

P2P LIPI mencatat, hampir setengah dari responden yang ditanyai perihal Pemilu 2019 mengakui kalau mereka pernah menerima uang dari caleg maupun partai. Sementara 47 persen pemilih lainnya malah menyatakan sebaliknya, dengan mengatakan kalau politik uang adalah sesuatu yang wajar.

Berdasarkan survei publik itu, Wawan dan timnya juga menemukan fakta kalau 74 persen responden merasa kesulitan dengan proses pilpres dan pileg yang digelar bersamaan. Terlebih saat mencoblos lima lembar surat suara Pemilu 2019.

"Alih-alih bisa memilih secara rasional kandidat untuk memimpin negara, para pemilih dipusingkan dengan hal-hal teknis karena surat suara yang harus dicoblos terlampau banyak," lanjutnya. 

Setidaknya ada 82 persen responden menyetujui, jika pemilu serentak seperti yang diterapkan pada Pemilu 2019 diubah. Dari jumlah tersebut, sebanyak 46,9 persen responden memilih skema pemilu serentak yang terpisah antara pemilu legislatif nasional-lokal dan pemilu presiden serta kepala daerah.

Sedangkan sisanya, sebanyak 34,7 persen menginginkan pemilu serentak namun dibatasi antara pemilu nasional, lokal, pemilihan anggota legislatif, dan lembaga eksekutif.

"Sisanya 6,1 persen mengusulkan skema tiga pemilu terpisah antara pilpres, pileg, dan pilkada," imbuh Wawan.

Survei dilakukan pada 27 April-5 Mei 2019. Jumlah responden dalam survei sebanyak 1.500 dari seluruh provinsi di Indonesia. Selain survei publik, LIPI juga melakukan survei tersebut ke 119 tokoh dengan kriteria politisi, jurnalis, pengurus asosiasi pengusaha, tokoh agama, budayawan, tokoh gerakan perempuan hingga pemuda.

Metodologi yang digunakan dalam survei adalah wawancara tatap muka dengan mengunakan instrumen kuesioner. Margin of error sebesar +- 2,53 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

 

Tags : pemilu 2019
Rekomendasi