Pria kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936 itu merupakan anak keempat dari delapan bersaudara dari pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo.
Sebelum menjabat sebagai presiden ke-3 Indonesia. Masyarakat lebih mengenalnya sebagai orang pertama pembuat pesawat di Indonesia.
Habibie juga merupakan pendiri PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), atau yang kini berganti nama menjadi PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Tekad kuat dan kejeniusan Habibie mendorong pembangunan IPTN menjadi industri aeronautika pertama di Indonesia pada 1976.
Salah satu karya Habibie yang paling diingat, ketika ia merancang pesawat N-250 Gatot Kaca, pada tahun 1995. Ia memerlukan waktu 5 tahun untuk menyempurnakan desain awal pesawat tersebut, hingga akhirnya mengudara di langit Bandung.
Masih banyak lagi karya-karyanya, BJ Habibie juga pernah ikut merancang pesawat angkut militer TRANSALL C-130, Hansa Jet 320, dan Airbus A-300 yang mampu mengangkut 300 penumpang. Selain itu, Habibie pernah ikut terlibat dalam pembuatan pesawat jet D0 31 di Jerman Barat.
Sekali pun gagal mengudara, rumusan dan temuan atas proyek eksperimental transportasi udara Jerman itu membuahkan karya yang dikenal sebagai 'Habibie Faktor'. Rumus temuan Habibie ini dapat menghitung crack progression sampai skala atom material konstruksi pesawat terbang.
Atas keterlibatannya yang aktif di dunia teknologi khususnya dirgantara, BJ Habibie dijuluki Bapak Teknologi. Mahakaryanya yang terakhir adalah Pesawat R80, pengembangan dari pesawat N250 yang pernah dibuatnya.
Berbeda dengan pesawat umumnya, R80 menggunakan teknologi fly by wire untuk memberikan sinyal elektronik dalam memberikan perintah. Sehingga konsumsi bahan bakar pesawat akan lebih irit. Selain itu pesawat ini juga mampu terbang lepas dari landasan pacu yang pendek, sehingga memungkinkan untuk mengakses bandara-bandara kecil di seluruh Indonesia.
Proyek yang dikerjakan bersama anak sulungnya, Ilham Akbar itu telah mendapat lebih dari 155 unit pesanan pesawat. Kini BJ Habibie telah tutup usia dan menghadap Sang Pencipta. Pesawat R80 akan menjadi peninggalan terakhir darinya kepada negara Indonesia.
Selamat jalan, Eyang Habibie.