Setelah melakukan persiapan sejak pukul 18.30 WIB akhirnya sang tuan rumah datang. Diiringi rombongan pengawalan, mobil jenazah tiba di kediaman sekitar pukul 20.30 WIB. Sebelum tuan rumah tiba, sejumlah pelayat sudah lebih dulu datang.
Pejabat seperti Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, Ketua Muhammadiyah Din Syamsudin, serta beberapa pejabat lainnya masuk ke kediaman. Tak hanya itu, wakil presiden terpilih Ma'ruf Amin tampak hadir di kediaman Habibie.
Saat jenazah Habibie tiba, suasana mendadak ramai. Mobil itu sempat kesulitan masuk karena pagar rumah tersebut ditutupi awak media yang sudah menunggu. Tak berselang lama, mobil jenazah berhasil masuk dan terparkir di depan pintu masuk.
Peti putih berselimutkan bendera merah putih pun diturunkan. Peti kemudian diangkat ke dalam rumah oleh paspampres berseragam merah putih.
Tak lama, mobil Alphard hitam yang membawa rombongan keluarga dari RSPAD Gatot Subroto pun tiba. Keluarga Habibie pun turun dari mobilnya. Mereka menunduk. Tak sepatah katapun keluar dari mulut mereka. Beberapa berwajah sendu dan memilih untuk masuk.
Dari rombongan itu, anak bungsu Habibie, Thareq Kemal Habibie tampak sesekali menyalami kolega yang menunggu di luar rumah. Dia tersenyum kecil dan memilih langsung masuk ke dalam rumah.
Mobil jenazah Habibie (Tsa Tsia/era.id)
Meneladani pemberontakan
Sebelum jenazah Habibie tiba, cucu Habibie, Melanie Subono sempat menceritakan pertemuan terakhir dengan kakeknya itu. Anak promotor musik, Adri Subono ini bercerita sempat bertemu Habibie sebelum kondisinya memburuk dan harus dirawat secara intensif oleh tim dokter di Paviliun Kartika RSPAD Gatot Subroto.
Saat itu Habibie yang masih sadar sempat memanggil Melanie dan meminta agar cucunya tetap menjadi wanita yang pemberani.
"Eyang cuma bilang, kamu terus ya jadi pemberontak. Karena perempuan itu makhluk yang hebat. Kamu terus jadi pemberontak untuk Indonesia. Itu pesan eyang yang bakal terus gue lakukan," kata Melanie di kediaman Habibie, Jalan Patra Kuningan XIII, Rabu (11/9/2019).
Meski wajahnya tampak menahan air mata, tapi Melanie menyebut keluarga Habibie sudah tegar menghadapi kepergian wakil presiden pendamping Soeharto ini. Bahkan, dia mengatakan, dirinya saat ini justru lega dan bahagia.
"Gue sejujurnya lega dan happy. Kebayang sih, sekarang di dalam otak gue eyang sama eyang Ainun. Jadilah Ainun dan Habibie bersatu kembali ... Gue yakin mereka sudah happy bareng," ujar Melanie sambil berusaha tersenyum, Rabu (11/9/2019).
Presiden ketiga Republik Indonesia (RI) itu meninggal di RSPAD Gatot Soebroto setelah sempat menjalani perawatan intensif sejak 1 September. Menurut laporan, Habibie meninggal pukul 18.05 WIB akibat menurunnya kesehatan jantung.
"Saya harus menyampaikan ini, bahwa Ayah saya, Presiden Ketiga RI, BJ Habibie meninggal dunia pukul 18.05 WIB," ujar Thareq di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.