Program Soviet ini membuat Amerika Serikat panas. Di bawah Presiden John F Kennedy, AS tancap gas menyusul Soviet untuk mengeksplorasi antariksa.
Uni Soviet (USSR) memulai misi eksplorasi luar angkasa pada 1959. Douglas M. Messier dalam The Soviet Lunar Program awal januari, USSR meluncurkan pesawat ulang alik pertamanya Luna 1 yang dirancang agar dapat mendarat di bulan.
Namun sayangnya, ketika Luna 1 meluncur mendekati bulan, perjalannya terhenti di jarak sekitar 5.000 kilometer dari bulan dan pergi ke orbit matahari.
Soviet tak menyerah, 9 bulan kemudian mereka meluncurkan Luna 2. Dua hari setelah peluncuran, pesawat seberat 390 kilogram itu menjadi benda pertama dari planet bumi yang menyentuh permukaan bulan.
Dari pesawat Luna 2 itu, terungkap bahwa bulan tidak punya medan magnet yang kuat dan sabuk radiasi. Selain itu, Luna 2 menjadi pesawat yang pertama kali memotret sisi jauh bulan.
Selain Luna 2, keperkasaan Soviet di antariksa terlihat dengan suksesnya meluncurkan satelit buatan pertama di dunia yakni Sputnik pada 1957.
Dominasi Soviet di antariksa semakin paten ketika berhasil mengirim manusia pertama ke luar angkasa yakni Yuri Gagarin dengan roket Vostok pada 12 April 1961.
Rentetan program eksplorasi antariksa membuat AS panas. Presiden AS John F. Kennedy, AS membuat proyek Apollo 11, dan menyalip pamor Soviet, dengan mendaratkan manusia pertama di bulan.
AS berhasil menyalip teknologi Soviet setelah Roket Saturn V yang meluncurkan Apollo 11 ke luar angkasa pada 1969, mampu membawa muatan hingga 140 ton. Sementara proyek lanjutan Soviet yakni roket N-1, hanya mampu membawa 75 ton.
Bukan hanya itu, roket AS juga lebih hemat energi karena menggunakan hidrogen cair daripada bahan bakar minyak tanah yang digunakan Soviet.
Luna 2 (Foto: nasa.gov)
Kenapa Soviet Kalah?
Kekalahan teknologi antariksa Soviet dari Amerika disebabkan oleh beberapa faktor. Melihat Russia Beyond, salah satu faktor penyebabnya adalah karena masalah manajemen yang berantakan.
Pada periode 1953 sampai 1964, Uni Soviet dipimpin oleh Nikita Khrushchev. Ia dikenal sebagai sosok emosional dan sulit diprediksi. Pendekatan itu juga dilakukan terhadap Lunar Program.
Saat Khruschev bertemu dengan insinyur yang punya peran penting terhadap proyek antariksa Soviet, Sergei Korolev, dia mengatakan bahwa uang negara untuk program Bulan telah habis.
Namun, alih-alih mengatur kerja sama antara ilmuwan dan pemerintah, mereka malah meluncurkan dua program tandingan yakni pengembangan roket untuk misi penerbangan dan pendaratan Bulan.
Dari situ akhirnya Korolev, yang sedang menyusun proyek roket N-1, akhirnya menyederhanakan proyeknya. Ia mengencangkan anggaran. Namun, keputusan itu ternyata menjadi sebuah kesalahan.
Situasi kian memburuk dengan mengganti tokoh-tokoh kunci yang bekerja dalam proyek Bulan yang sudah berhasil sebelumnya. Lalu, yang paling mempengaruhi buruknya kinerja tim adalah ketika Korolev meninggal pada 1966. Setelah itu, pemerintah mulai mengabaikan program Bulan.
Sementara itu, selain soal manajemen, penyebab kalahnya teknologi Soviet adalah karena ada tujuan lain. Saat itu Soviet punya prioritas lain dibanding mengembangkan teknologi antariksa, yakni memperbanyak senjata.
Hal tersebut dilakukan Soviet karena mereka dan AS sedang berada di ambang peperangan nuklir. Pemerintah Soviet pada saat itu merasa terancam karena Washington memiliki senjata 20 kali lebih banyak. Akhirnya mereka mengalokasikan lebih banyak uang untuk memperkuat gudang persenjataannya. Atas keputusan itulah akhirnya membuat Soviet tertinggal.