Siapa Dalang Gesekan TNI-Polri dan Kerusuhan di DPR?

| 27 Sep 2019 12:24
Siapa Dalang Gesekan TNI-Polri dan Kerusuhan di DPR?
Presskon Kemenkopolhukam bersama TNI dan Polri (Wardhany/era.id)
Jakarta, era.id - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto menemukan sejumlah keganjalan dalam aksi anarkis yang terjadi di Gedung DPR. Di mulai dari kesamaan pola kericuhan yang mirip dengan demo Bawaslu 21-22 Mei lalu, serta adanya upaya-upaya mengadu domba antara TNI-Polri.

Dalam konferensi persnya di Kantor Kemenkopolhukam, Wiranto duduk bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Dirinya mengatakan ada upaya adu domba yang dilakukan oknum tertentu melalui kedua instrumen pengamanan negara itu.

"Jadi begini ya, dari dulu sampai sekarang selalu ada pihak-pihak yang ingin mengadu domba antara aparat keamanan antara Polri dan TNI. Itu tidak benar," kata Wiranto di Kantor Kemenkopolhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (26/9).

Hal itu disampaikan Wiranto menanggapi video beredar di media sosial, yang narasinya berisi gesekan antara TNI dan Polri saat penanganan rusuh setelah demo pelajar pada Rabu (25/9) di Wisma Pati AL Lumba-Lumba, Bendungan Hilir. Menurut dia, video ini tidak benar karena TNI dan Polri solid hingga saat ini.

Video yang tersebar itu, menggambarkan ada gesekan antara oknum Brimob dan anggota TNI lantaran ada pendemo yang diduga bersembunyi di Wisma Lumba-Lumba. Hanya saja saat akan melakukan pengejaran ke dalam, oknum Brimob itu tidak diperbolehkan masuk oleh TNI.

Menurut Wiranto, TNI dan Polri punya satu semangat dan selalu bergerak atas Tribrata, Saptamarga, dan Sumpah Prajurit. Keduanya harus bergerak bersama untuk menjaga keamanan negara.

"Jadi kalau ada pihak-pihak yang sekarang melemparkan hoaks provokasi seakan-akan ada benturan, seakan tidak kompak memang ini memang diusahakan seperti itu," ungkapnya.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto yang juga hadir membenarkan keributan memang sempat terjadi. Tapi, permasalahan berhasil diselesaikan di lapangan dan saat itu anggota TNI berhasil memukul mundur demonstran hingga ke wilayah Senayan dan Bendungan Hilir.

"Anggota TNI khususnya Marinir yang ada di Mess Lumba-Lumba tersebut justru membantu mengusir pendemo tadi untuk keluar dan mundur sampai Bendungan Hilir," ujar Hadi.

Sedangkan untuk tembakan gas air mata yang menurut video sengaja ditembakkan oleh oknum Brimob, Hadi tak mau menyatakan lebih lanjut. Hanya saja menurutnya, tembakan gas air mata bisa masuk kemana pun.

"Jangankan di Mess Lumba-Lumba, di depan istana negara pun pada waktu unjuk rasa, kantor saya di Merdeka Barat juga kemasukan gas air mata hampir masuk ke halaman belakang, sama halnya dengan yang di mess Lumba-lumba," katanya.

Dia juga menegaskan, TNI dan Polri tidak ada masalah terkait tugas pengamanan. Bahkan, setelah kejadian salah paham itu, TNI tetap melakukan dukungan pengamanan terhadap Polisi di enam titik tersebut dan semuanya dilakukan sesuai SOP serta peraturan yang ada.

Kesamaan pola kericuhan seperti Rusuh Bawaslu

Selain menyebut ada upaya adu domba, dalam konferensi pers itu Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan ada kesamaan pola antara rusuh 24-25 September dengan rusuh 21-22 Mei di Gedung Bawaslu. Tito bilang, pergerakan yang dilakukan secara sistematis ini dilakukan mulai sore dan malam hari.

Dia bahkan menyebut, ada pihak yang telah mengatur itu meski tak dijabarkan siapa. Tito juga mengatakan kerusuhan selama dua hari ini sengaja diciptakan demi memanfaatkan momentum demonstrasi untuk kepentingan agenda politik.

Apalagi, dari 200 orang yang ditangkap polisi mereka bukanlah mahasiswa. Saat diperiksa, mereka tidak tahu tuntutan dan aspirasi yang ingin disampaikan saat demonstrasi kemarin.

"Mereka masyarakat umum yang ketika ditanya, dalam rangka apa aksi itu, enggak ngerti isinya. Bahkan di antaranya ada yang mereka mendapat bayaran," kata Tito.

Tito bahkan menyebut, aksi kerusuhan melenceng jauh dari tujuan awal demonstrasi dilakukan. Sehingga pihaknya siap menindak tegas siapapun pihak yang ikut dalam aksi anarkis tersebut. Apalagi, kerusuhan ini banyak terjadi pelanggaran hukum dan mengganggu ketertiban umum.

"Kita tentu bertindak tegas sehingga Pak Menkopolhukam (Wiranto) sudah mengumpulkan kita bersama, terutama kekompakan TNI-Polri dan jajaran lainnya dalam rangka menghadapi aksi anarkis," tutupnya.

 

Rekomendasi