Perusuh Wamena Bukan Warga Baliem

| 30 Sep 2019 13:11
Perusuh Wamena Bukan Warga Baliem
Situasi usai kerusuhan di Wamena (Paul Tambunan/era.id)
Jayapura, era.id – Polisi memastsikan pembakaran dan tindak pidana kekerasan di Wamena ibu kota Kabupaten Jayawijaya, bukan orang lembah Baliem atau penduduk asli setempat. 

Fakta ini pun berdasarkan hasil pengembangan dari keterangan tiga orang yang sebelumnya ditetapkan sebagai tersangka oleh Kepolisian Resor Jayawijaya, pada Kamis (26/9) lalu. 

Tiga tersangka itu yakni SE (40), IG (29), dan YE (53). Mereka dijerat Pasal 160 KUHP tentang Makar dan Pasal 170 KUHP tentang Penghasutan yang mengakibatkan kerugian material atau mencelakakan nyawa orang.  

“Pelaku pembakaran bukan penduduk asli Wamena (orang lembah Baliem). Mereka  justru banyak membantu memberi perlindungan kepada para pendatang dengan mengamankan di rumah warga maupun gereja,” kata Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal dalam keterangan tertulisnya kepada era.id, di Jayapura,  Senin (30/9/2019) siang. 

Kombes Kamal menegaskan, Polri bersama TNI menjamin keamanan bagi seluruh warga Wamena. Ia membantah informasi di media sosial yang menyebutkan Wamena kini tidak terkendali. 

Dia mengajak semua suku bangsa yang ada di Papua untuk bersama-sama menjaga kedamaian dan terus meningkatkan rasa persaudaraan. “Sehingga tidak mudah diprovokasi oleh pihak luar yang menginginkan terjadinya perpecahan dan kerusuhan di Bumi Cendrawasih tercinta ini,” tandasnya. 

Situasi usai kerusuhan di Wamena (Paul Tambunan/era.id)

Kepala suku Lembah Baliem, Agus Hubi Lapago meminta para migran (pendatang –red) untuk tidak mengungsi. Dia yakin para perusuh itu adalah kelompok di luar Wamena. 

“Masyarakat Asli Wamena sangat mencintai masyarakat lainnya yang tinggal di Papua. Sasaran kekerasan tidak hanya ditujukan kepada etnis tertentu saja yang tinggal di Wamena,” kata Agus Hubi seraya mengutuk para pelaku kerusuhan yang meluluhlantakkan ibu kota Kabupaten Jayawijaya itu.  

Informasi yang dihimpun era.id hingga Senin siang, TNI dan Polri mengevakuasi 3.213 orang dari Wamena ke Kota Jayapura karena peristiwa ini. Sebanyak 543 orang di antaranya masih bertahan di lima titik penampungan, antara lain 101 orang di Lanud Silas Papare Jayapura, Rindam Jayapura 104 orang, Yonif 751/VJS 172 orang, Paguyuban Minang 106 orang, dan di Mussalah Attaqwa 66 orang. 

“Proses evakuasi warga ini tak lain untuk menghindari hal yang tidak diinginkan,” jelas Kamal. (Paul Tambunan)

Tags : kkb papua
Rekomendasi