Pantauan era.id di hanggar Landasan Udara Silas Papare, Sentani, hingga Selasa (1/9/2019) sore, ribuan pengungsi ini diangkut dengan dua unit pesawat Hercules. Umumnya wajah para pengungsi terlihat cemas dan kebingungan.
“Total penumpang 6.527 yang di sudah evakuasi dari Wamena ke Jayapura, hingga Selasa ini,” sebut Kepala Penerangan dan Perpustakaan (Kapentak) Lanud Silas Papare, Mayor Sus Rindar Noor, Selasa (1/9/2019).
Mayor Sus Rindar Noor merinci, sebagian besar warga yang mengungsi tidak memiliki keluarga di Jayapura. Keputusan warga untuk pergi meninggalkan kampung halamannya, semata-mata demi keselamatan jiwa keluarganya masing-masing.
Dirinya memperkirakan, jumlah pengungsi masih akan terus bertambah beberapa hari ke depan, dikarenakan masih banyak warga mengantre di bandara Wamena dan beberapa posko pengungsian, akibat mengalami trauma berat. TNI juga menyiagakan satu unit pesawat Hercules untuk tetap mobile selama proses evakuasi warga dari Wamena ke Jayapura.
Salah seorang pengungsi, Immaneul Metlama (35) dari Wamena, merasa bersyukur dapat ikut mengungsi bersama istrinya yang saat ini sedang hamil. Beserta kedua orang anaknya, mereka akan mengungsi untuk sementara waktu di rumah keluarganya yang berada di Kota Jayapura, sampai situasi Wamena benar-benar dinyatakan aman.
“Bersyukur sekali kami bisa selamat dan tiba di Jayapura tanpa dipungut biaya apa pun,” ucap Metlama kepada era.id, seraya menyebutkan masih banyak warga yang menunggu antrian di posko pengungsian Kodim 1702 dan Polres Jayawijaya.
Metlama menuturkan, peristiwa kerusuhan di Wamena berlangsung dengan cepat bagaikan kilat yang menyambar. “Kebetulan saya ASN (pegawai negeri) dan saat persiapan kerja di kantor, kejadian itu cepat sekali. Kami panik. Namun kami bersyukur karena semua baik-baik,” tuturnya.
Saat pembakaran rumah dan pertokoan berlangsung, Metlama sempat melihat banyak orang dengan postur tubuh besar menggunakan pakaian seragam SMA dengan membawa batu dan alat-alat perkakas.
Sekelompok orang yang tak dikenalnya itu pun membakar deretan kios yang berada di pinggiran jalan, sambil teriak-teriak histeris dan membuat situasi mencekam.
“Saya langsung kembali ke rumah dan menyelamatkan istri dan anak saya. Rumah saya dekat dengan loaksi kejadian, tapi kondisinya utuh. Syukur tidak ikut dibakar,” tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, Kepala Polisi Daerah (Kapolda) Papua Irjen Polisi Paulus Waterpauw, memahami trauma dan kekhawatiran warga untuk mengungsi dari Wamena ke tempat yang lebih aman. Namun ia memastikan saat ini kondisi di Wamena sudah mulai kondusif dan meminta para pengungsi kembali ke Wamena.
Ayo kembali ke Wamena, jangan berlarut dalam ketakutan dan trauma karena apartat keamanan siap mengamankan warga dari berbagai gangguan," ujar Paulus seperti dikutip dari Antara, Selasa (1/10/2019).
Mantan Kapolda Papua Barat ini berjanji kepada para pengungsi yang kini ditampung di halaman Masjid Al Aqsa dan aula markas Yonif RK 751/VJS Sentani, Jayapura akan memberikan perlindungan kepada seluruh warga dari segala gangguan. "Jangan takut, ada kami dan (kami) akan melindungi warga dari segala gangguan," sambung Paulus. (Paul Tambunan)