Polisi Hong Kong seketika membabi-buta memberondong peluru karet ke arah demonstran dan jurnalis. Padahal Veby dan jurnalis lainnya saat itu jelas-jelas memakai identitas jurnalis dengan rompi serta helm yang bertulisan 'PRESS'. Tak hanya peluru karet, sebelumnya aparat juga menembakkan water cannon dan gas air mata untuk memukul mundur massa.
Aksi protes masyarakat di Hong Kong kembali berujung bentrok pada Minggu kemarin. Padahal hari itu menjadi perayaan penting bagi China dalam peringatan 70 tahun Partai Komunis berkuasa. Namun, gelombang massa terlanjur memenuhi jalan-jalan di Hong Kong.
Dikutip dari South China Morning Post, salah seorang jurnalis bahkan berteriak kepada aparat keamanan "Jangan tembak! Kami jurnalis." Tapi tetap saja, polisi menembakkan proyektil peluru karet itu dan salah satunya menembus mata kanan Veby.
Saat itu, ia merasakan darah mengalir di wajahnya. Jurnalis 39 tahun ini mengeluh sangat sakit dan pusing. Dahi dan matanya kanannya bahkan bengkak. Sejurus kemudian, Veby terkapar di tanah dan dikelilingi oleh rekannya sesama jurnalis.
20 menit berikutnya, petugas layanan pemadam kebakaran tiba. Veby yang masih sadar namun tak bisa bergerak langsung dibawa ke rumah sakit dengan ambulans. Pada 30 September, kantor berita Antara melaporkan kondisi jurnalis Indonesia itu masih memelurkan obervasi lanjutan atas luka tembaknya, meski dikatakan Veby dalam kondisi yang sudah stabil dan berangsur membaik.
Namun, pengacara Veby, Michael Videler mengatakan kepada BBC pada Rabu (2/10) bahwa Veby mengalami kebutaan pada mata kananya akibat tembakan polisi. Keterangan yang sama juga diperoleh Jerome Taylor, wartawan kantor berita AFP di Hong Kong dalam kicauannya yang mengutip Vidler.
"Para dokter yang merawat Veby hari ini menginformasikan bahwa cedera yang dialami akibat terkena tembakan polisi menyebabkan kebutaan permanen pada mata kanannya. Dia telah diinformasikan bahwa pupil matanya robek akibat kuatnya benturan. Persentase kerusakannya hanya dapat dinilai setelah operasi," sebut Vidler. Ia juga mengklaim bahwa telah menerima bukti dari pihak ketiga yang mengindikasikan proyektil yang membutakan Veby adalah peluru karet.
Berdasarkan keterangan Vidler, proyektil tersebut menghantam kaca mata pelindung yang dikenakan Veby dari jarak 12 meter. Kuatnya tembakan itu mengakibatkan cedera parah di mata kanannya, luka sayat di dekat mata kanan yang harus menerima jahitan.
Rekomendasi