Dia adalah Noval Agus Safroni (26). Pria yang juga kelompok pimpinan Abu Zee itu menyerahkan diri ke kantor Khilafatul Muslimin, Bandar Lampung. Ia kemudian diamankan Densus 88 Antiteror, Minggu (13/10/2019) pagi.
Bahkan, Noval yang juga dikenal sebagai ustaz juga disebut berbai'at kepada Abu Bakar Al-Bagdadi yang merupakan pemimpin ISIS. Sehingga, Densus pun langsung membawanya ke kediamannya yang berada di wilayah Tambun, Bekasi, Jawa Barat.
Kediaman Noval yang berada di samping Perumahan Taman Alamanda Regency langsung digeledah. Buku panduan jihad hingga delapan dabiq buku ISIS ditemukan dari rumah kontrakan itu.
"Buku panduan jihad, delapan dabiq buku ISIS, sebuah buku Al Khilafah dijadikan barang bukti penggeledahan," ucap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono saat dikonfirmasi.
Bahkan, Noval juga dikatakan sempat membahas soal khilafah bersama dengan kelompok Abu Zee. Sementara, tekait dengan lokasi Noval menyerahkan diri, hal itu lantaran dia merupakan ustaz dari organisasi bernama Khilafatul Muslimin.
Khilafatul Muslimin merupakan organisasi yang memiliki cara pandang menentang Pancasila, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan UUD 45. "Yang bersangkutan dibawa oleh Densus 88 untuk diperiksa intensif," ungkap Argo.
Penggeledahan rumah Noval (Rizky/era.id)
Rangkaian penangkapan
Tak hanya Noval, belum lama ini, tepatnya Jumat (11/10), pria berinisial TH yang juga merupakan simpatisan kelompok Abu Zee diringkus di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat.
Dari penggerebekan terhadap TH, dua bendera, ikat kepala, dua topi, dan foto pahlawan pembela Islam, tujuh buku, tiga bundel catatan, delapan kertas catatan ISIS, serta sebilah pisau lipat dijadikan barang bukti.
"Keterlibatan (TH), kelompok media sosial yang mendukung ISIS. Berbaiat kepada Al-Baghdadi bersama dengan kelompok Abu Zee," kata Argo.
Sementara, untuk Abu Zee diketahui merupakan amir atau ketua kelompok terorisme JAD Bekasi. Sosoknya ditangkap bulan September, bersama dengan delapan orang anggotanya.
Abu Zee juga telah membawa para anggotanya untuk berlatih perang di gunung Halimun, Bogor. Dalam penangkapan itu, beberapa bahan pembuat bom berhasil diamankan.