Pelaku Teror Bom Pelantikan Presiden Berencana Gunakan Monyet

| 21 Oct 2019 19:07
Pelaku Teror Bom Pelantikan Presiden Berencana Gunakan Monyet
Pelantikan Presiden Jokowi-Ma'ruf (Instagram/@jokowi)
Jakarta, era.id - Pelantikan presiden dan wakil presiden diwarnai upaya teror. Enam orang terkait rencana aksi teror itu dibekuk. Kepada polisi, mereka mengaku memiliki keterkaitan dengan kelompok pimpinan Abdul Basith.

Keenam orang itu adalah SH, E, FAB, RH, HRS, dan PSM. Mereka tergabung dalam grup Whatsapp yang berisi pembahasan rencana dan persiapan menggagalkan pelantikan. Bahkan, ada bom di dalam rencana tersebut.

"Tersangka SH sering komunikasi dengan tersangka AB. Ada kaitannya untuk rencanana penggagalan pelantikan dengan mendompleng unjuk rasa," ucap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono di Jakarta, Senin (21/10/2019).

Dalam rencananya, kelompok ini akan menyiapkan beberapa peledak berbentuk bola yang nantinya akan dilontarkan dengan menggunakan ketapel. Sasarannya adalah aparat kepolisian yang berjaga di Gedung DPR-MPR RI.

Nama SH disebut sebagai tersangka utama. Ia diduga menjalin komunikasi langsung dengan Abdul Basith terkait rencana tersebut. Selain itu, dia juga berperan sebagai pencari dana serta pembuat peledak. Lima tersangka lainnya memiliki peranan yang berbeda-beda.

Untuk tersangka E berperan sebagai orang yang mendanai dan membuat peluru ketapel. Selain itu, dia juga disebut sebagai orang yang menyediakan tempat yang diperuntukan pembuatan peluru agara tak diketahui orang lain.

Konferensi pers Polda Metro Jaya (Rizky/era.id)

Sedangkan untuk tersangka FAB disebut berperan sebagai orang yang memberi uang senilai Rp 1,6 juta kepada SH untuk membuat peledak. Selain itu, dia juga membantu SH dan E membuat peluru ketapel.

"Sementara tersangka RH merupakan pembuat ketapel kayu yang dibeli oleh SH sebanyak 22 ketapel dengan harga Rp8 ribu untuk satu unit," ungkap Argo.

Kemudian, tersangka HRS juga memberikan dana sebesar Rp400 ribu kepada HS. Sedangkan yang terakhir, yakni tersangka PSM berperan sebagai orang yang membeli ketapel besi secara online. Selain itu, ia juga yang menyediakan karet pembuatan peluru serta plastik eksplosif sebagai bahan peledak.

Menggunakan monyet

Selain menggunakan peledak untuk menciptakan kericuhan dalam aksi demonstrasi, para pelaku ini juga telah menyiapkan rencana lainnya. Salah satunya yakni dengan menggunakan monyet.

Dalam rencananya, delapan monyet yang sudah disiapkan itu akan dilepas di Gedung DPR RI saat acara pelantikan berlangsung. Tujuannya, untuk mengganggu dan membatalkan acara pelantikan Jokowi-Maruf.

"Ada juga ide dari kelompok ini, yaitu melepas monyet di gedung DPR. Sudah disiapkan delapan ekor. Sudah dibeli, tetapi belum dilepas," kata Argo.

Tak cuma Gedung Parlemen yang jadi target. Kawasan Istana Negara juga menjadi sasaran para pelaku untuk melepaskan monyet-monyet tersebut. Namun, rencana mereka gagal lantaran tertangkap duluan.

Atas perbuatannya, para tersangka dijerat Pasal 169 Ayat 1 KUHP dan atau Pasal 187 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 Undang-Undang Darurat dengan ancaman hukuman lima sampai 20 tahun penjara.

Rekomendasi