Tak Lagi Tenggelamkan Kapal, Susi Cuma Mau Liburan

| 23 Oct 2019 19:50
Tak Lagi Tenggelamkan Kapal, Susi Cuma Mau Liburan
Serah terima jabatan Menteri KKP (Diah/era.id)
Jakarta, era.id - Lepas dari jabatan Menteri Kelautan dan Perikanan, hanya ada satu hal yang diinginkan oleh Susi Pudjiastuti, yaitu rebahan. Ia mengaku belum ada rencana lain untuk melanjutkan kariernya, karena yang ada di pikirannya saat ini cuma mau berlibur.

"Setelah ini saya mau libur. (Lokasinya) rahasia, dong! Nanti kalian (wartawan) ikutin, lagi," ucap Susi sebelum meninggalkan gedung Kementerian Perikanan dan Kelautan, Jakarta Pusat, Rabu (23/10/2019).

Kalau sudah punya nama, ada peluang besar seorang tokoh masuk partai politik. Tapi, Susi enggak mau ambil kesempatan itu, untuk saat ini. 

Bagi orang yang telah menenggelamkan 558 kapal asing dan menerima sederet penghargaan, ia merasa bisa melakukan kegiatan apa saja apa saja. Terlebih, sebelum menjabat menteri dirinya juga sudah berkarir.

"Sebelum saya di KKP saya juga berkarir, karir mean do anything. Jadi ibu juga karir, jadi nenek juga karir," ucap dia.

Keajaiban terbesar dalam hidup Susi adalah transformasi hidupnya dari seorang pengepul ikan hingga menjadi menteri yang mengurusi perikanan. Sebagai lulusan SMP lalu mengambil paket C setara SMA, Susi pun menyadari pencapaian ini tak mungkin terjadi dua kali. 

Karenanya, ia menekuni pekerjaannya selama lima tahun ini dengan cinta. Meski saat awal menjadi menteri ia sering bentrok dengan bawahannya dalam mengambil keputusan, nyatanya hal itu dapat berbuah baik. 

"Orang yang tidak berpendidikan seperti saya bisa jadi menteri, itu luar biasa. Saya buktikan dengan kerja dedikasi, as best as i can. (Saya akui) banyak perubahan kontroversial. Karena, Pak Jokowi waktu mengangkat saya, bilang (saya) menteri yang akan membuat terobosan. Jadi, saya terobos segala macam," tutur Susi disambut tawa seluruh pegawai KKP. 

<blockquote class="twitter-tweet" data-conversation="none" data-lang="id"><p lang="in" dir="ltr">“Bersama-sama terus maju melanjutkan perjuangan membela nelayan kita, membela petambak garam kita, membela petambak udang kita, membela pelaku usaha perikanan kita,” <a href="https://twitter.com/hashtag/KataMenKP?src=hash&amp;ref_src=twsrc%5Etfw">#KataMenKP</a> <a href="https://twitter.com/Edhy_Prabowo?ref_src=twsrc%5Etfw">@Edhy_Prabowo</a>.????<a href="https://twitter.com/hashtag/KKPterusjaya?src=hash&amp;ref_src=twsrc%5Etfw">#KKPterusjaya</a> <a href="https://t.co/5BVXLp25lx">pic.twitter.com/5BVXLp25lx</a></p>&mdash; KKP RI (@kkpgoid) <a href="https://twitter.com/kkpgoid/status/1187002655991713792?ref_src=twsrc%5Etfw">23 Oktober 2019</a></blockquote>

<script async src="https://platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script>

Susi tak terganti

Sebagai menteri nyentrik dengan segala kontrovesionalnya, sosok Susi ternyata membekas di hati sejumlah pihak. 

Saat mengetahui tak ada nama Susi dalam daftar menteri yang diumumkan Presiden Joko Widodo, muncur tagar #WeWantSusi melenggang di trending topic media sosial Twitter. 

Bukan hanya warganet, para nelayan juga turut mengeluhkan keputusan Jokowi tak lagi memilih Susi menjadi Menteri KKP. Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) menilai, keputusan Jokowi itu mengisyaratkan adanya tiga kemunduran dari Kementerian Kelautan dan Perikanan. 

Tiga hal itu berkaitan dengan kredibilitas, fokus pada kelautan, dan komitmen poros maritim. Menurut KNTI Kementerian KKP seharusnya dipimpin oleh orang profesional, bukan politikus. 

Sebab, Kementerian ini sangat berkaitan dengan produksi pangan perikanan nasional dari akar rumput sampai kebijakan nasional. Itu alasannya, Menteri KKP harus dari profesional yang paham mengenai isu tersebut.

Bagaimanapun juga, jabatan Menteri KKP telah digantikan oleh Edhy Prabowo. Kini, Susi tinggal menjadi sosok yang bakal terus dikenang, terutama para pegawainya. 

Staf Pusdatin Sekjen KPP Kiki Ldyawati, misalnya. Kiki mengenang Susi sebagai Menteri yang membiasakan pegawainya untuk bekerja dalam tempo cepat. 

"Bagusnya Bu Susi, dengan tuntutan kecepatan itu membuat kita jadi tak ingin menunda pekerjaan," tutur Kiki. 

Kemudian, staf hukum Dirjen PDS KKP bernama Devi juga mengenang sosok Susi yang tegas dalam mengambil sebuah kebijakan, tapi tidak ditakuti sebagai sosok yang seram oleh pegawainya. 

"Bu Susi enggak memberi sekat terhadap para pegawainya. Ia sudah menganggap kami keluarga," ujar Devi. 

 

Rekomendasi