Nilai Ekonomi Tinggi dari Ekosistem Terumbu Karang

| 29 Oct 2019 15:25
Nilai Ekonomi Tinggi dari Ekosistem Terumbu Karang
Terumbu Karang (ist)
Jakarta, era.id - Organisme-organisme yang berinteraksi dengan koral pada ekosistem terumbu karang ternyata memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Jenis-jenis ikan karang, seperti ikan Napoleon atau ikan wrasse (Cheilinus undulatus) salah satu yang punya nilai ekspor yang tinggi.

Selain itu juga ada udang barong (spiny lobster), kima (Tridagna sp), dan teripang (Holothuroidea) yang banyak dimanfaatkan warga di Kabupaten Buleleng, Bali, karena memiliki nilai jual yang tinggi. Sebab, terumbu karang merupakan habitat yang unik dengan produktivitas yang sangat tinggi.

Data sosial ekonomi Pemprov Bali pada tahun 2015 tentang riset Kondisi Biofisik dan Sosial Ekonomi Pesisir Bali menunjukkan, terdapat dua jenis perikanan di pesisir Bali yaitu perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Ikan yang ditangkap oleh nelayan Bali adalah jenis ikan pelagis dan ikan demersal.  

Baca Juga : Confluence: Keindahan yang Tertanam di Bawah Laut Indonesia

Pada umumnya nelayan Bali menggunakan alat tangkap seperti pancing, rawai, dan berbagai jenis jaring seperti pukat cincin, jaring insang tetap/hanyut, jaring klitik, dan bubu. Hasil tangkapan nelayan di Bali adalah ikan-ikan pelagis besar seperti tongkol, tuna, cakalang, tenggiri, GT, mahi-mahi, dan ikan pelagis kecil seperti lemuru, kembung, tembang, selar, layang, ekor kuning, dan peperek. 

Sementara itu ikan demersal yang ditangkap seperti kakap, kerapu, baronang, botana, kurisi, cucut botol, lobster dan jenis ikan karang lainnya. Sedangkan jenis perikanan budidaya di perairan Bali seperti rumput laut, kerapu, bandeng, mutiara, ikan hias, kepiting, penyu, dan udang.

Infografik (Ilham/era.id)

"Terjadi peningkatan jumlah nelayan dengan kategori nelayan penuh di Kabupaten Buleleng, dari 4.968 orang pada tahun 2012 menjadi 5.300 pada tahun 2015. Komoditas andalan Kabupaten Buleleng di bidang perikanan budidaya adalah kerapu dan bandeng, dengan setiap tahun produksinya selalu meningkat," tulis laporan tersebut.

Keberadaan Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut di Gondol, memberikan inovasi-inovasi dengan teknologi terbaik dalam pengembangan usaha budidaya di Kecamatan Gerokgak. Padahal di Buleleng terdapat PLTU Celukan Bawang. Pembangkit listrik tersebut menurut Kementrian ESDM ramah lingkungan sehingga tak mengganggu ekosistem karang dan biota laut sekitarnya.

Baca Juga : Lima Destinasi Snorkeling di Raja Amat yang Dikenal Surganya Ikan

Begitu juga dengan hasil tangkapan nelayan yang makin naik tiap tahunnya, dari 13.200 ton pada tahun 2012 naik menjadi 14.230 ton pada tahun 2015. Selain itu, penyu sisik dan hijau juga kerap dijumpai di Kecamatan Buleleng, Banjar, dan Seririt. 

Rekomendasi