Musim Hujan Tiba, Waspadai Potensi Tanah Longsor

| 04 Nov 2019 17:37
Musim Hujan Tiba, Waspadai Potensi Tanah Longsor
Rumah tertimbun tanah longsor di Kampung Taman Sari, Kabupaten Banjarnegara, Sabtu (2/11). (Twitter @BNPB_Indonesia)
Bandung, era.id - Musim hujan yang mulai melanda sejumlah daerah berpotensi memicu terjadinya gerakan tanah atau longsor. Potensi bencana tanah longsor saat ini cenderung meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.

Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Badan Geologi (PVMBG) Badan Geologi merilis, sebaran daerah yang berpotensi terjadi gerakan tanah juga bertambah, mulai dari wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan sepanjang pantai Sumatera Bagian Barat, sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Barat, wilayah Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Papua.

"Utamanya menjelang musim penghujan, wilayah di pegunungan, perbukitan, jalur jalan dan seputaran bantaran sungai," kata Kepala PVMBG, Kasbani, dalam keterangan resminya, Senin (4/11/2019).

Baca Juga : Kenali Tanda Angin Puting Beliung dari Penampakan Awan

Data terakhir PVMBG tentang daerah yang mengalami gerakan tanah meliputi Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat; Kabupaten Pati, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah; Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur; Kabupaten Klungkung, Bali.

"Penyebab longsor diperkirakan karena kelerengan yang terjal, tanah pelapukan yang tebal dan mudah meloloskan air, sawah yang mengalami retakan, saluran air yang tersumbat, curah hujan tinggi menjadi pemicu terjadinya longsor," terang Kasbani.

 

Dampak dari gerakan tanah antara lain, satu rumah rusak ringan di Kabupaten Pati, lalu lintas terhambat di Kabupaten Banyuwangi, satu rumah pondasinya ambrol di Kabupaten Purbalingga, dua bangunan rusak ringan di Kabupaten Magelang, merajan penduduk rusak di Kabupaten Klungkung, tiga unit rumah warga rusak dan 14 jiwa kehilangan tempat tinggal dan terpaksa harus mengungsi di Kabupaten Sukabumi, pagar SD rusak di Kabupaten Trenggalek.

Dengan berbagai kejadian gerakan tanah tersebut, PVMBG merekomendasikan agar segera dilakukan pembersihan material longsoran dengan memerhatikan kondisi cuaca dan keselamatan jiwa.

"Masyarakat yang berada/tinggal dekat dari lokasi bencana selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi longsor susulan terutama pada saat dan setelah hujan deras yang berlangsung lama," ungkapnya.

Rekomendasi lainnya, memperbaiki pondasi rumah dengan penguatan teknik dengan memerhatikan kondisi tanah dan batuan setempat, memperbaiki saluran air agar tidak mengalami penyumbatan, memperbaiki pagar/talud dengan penguatan teknik dengan memerhatikan kondisi tanah dan batuan setempat.

Selain itu, masyarakat yang terdampak bencana agar mengungsi dahulu ke tempat yang lebih aman, menutup retakan pada tanah dengan material yang kedap air, memasang rambu-rambu peringatan rawan gerakan tanah.

Masyarakat yang berada/tinggal dekat dari lokasi bencana selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi longsor susulan terutama pada saat dan setelah hujan deras yang berlangsung lama.

Selanjutnya, PVMBG merekomendasikan meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat untuk lebih mengenal dan memahami gerakan tanah dan gejala-gejala yang mengawalinya sebagai upaya mitigasi bencana gerakan tanah. "Masyarakat setempat dihimbau untuk selalu mengikuti arahan dari pemerintah daerah/BPBD setempat," katanya.

PVMBG juga sudah merilis peta prakiraan potensi gerakan tanah yang bisa menjadi acuan sebagai peringatan dini. Masyarakat dapat mengunduh melalui www.vsi.esdm.go.id.

Data gerakan tanah yang terjadi bulan ini meningkat dibandingkan kejadian 31 Oktober di mana bencana terjadi di Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara, dan Kabupaten Tana Tidung, Provinsi Kalimantan Utara. Dampaknya, akses jalan di Kabupaten Simalungun terganggu, alat berat rusak di Kabupaten Tana Tidung.

Tags : tanah longsor
Rekomendasi