Memaknai Pelukan Paloh-Jokowi yang Katanya Cuma Gimik

| 12 Nov 2019 15:05
Memaknai Pelukan Paloh-Jokowi yang Katanya Cuma Gimik
Ketum NasDem Surya Paloh berpelukan dengan Presiden Joko Widodo. (Twitter @jokowi)
Jakarta, era.id - Pelukan antara Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dan Presiden RI Joko Widodo saat acara penutupan Kongres ke 8 Partai NasDem di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin malam (11/11) dinilai oleh pengamat hanya gimmick semata.

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin mengatakan, pelukan Paloh dan Jokowi hanya sekadar pemandangan yang mendinginkan suasana yang sempat menegang di antara keduanya.

"Hanya pemandangan seolah-olah baik-baik saja. Seolah-olah semuanya sudah selesai. Politisi selalu memiliki dua wajah," ungkap Ujang saat dihubungi era.id, Selasa (12/11/2019).

 

Adapun maksud Ujang dengan politikus dua wajah adalah wajah kebaikan yang sengaja ditampilkan di depan umum dan wajah penuh kemunafikan di belakang panggung.

Maka, kata Ujang, pemandangan tadi malam hanyalah drama awal dari persaingan politik ke depan. "Hanya permulaan dari konflik yang akan terjadi di antara mereka," kata Ujang.

Tak hanya itu, Ujang juga menilai keakraban yang diperlihatan Paloh dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri melalui unggahan foto di akun Instagram Puan Maharani pun tak memiliki arti. Menurutnya, ketegangan dua partai politik itu masih tetap terjadi di belakang panggung. Persaingan juga masih terus berlangsung antara poros Gondangdia dan Teuku Umar.

"Karena di belakang panggung tetap akan mengencangkan persaingan demi menjadi yang paling hebat dan berpengaruh," ucapnya.

 

Sementara kehadiran Jokowi dan Megawati di acara penutupan Kongres ke 8 Partai NasDem semalam, kata Ujang, hanyalah upaya Paloh untuk menetralisir keadaan. Pasalnya, saat pembukaan kongres, Paloh sama sekali tidak mengundang ketua umum parpol koalisi dan Jokowi. Sebaliknya, Paloh justru mengundang dan memberi panggung kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan

"Agar imbang saja. Agar terjadi balancing saja. Tak diundang di pembukaan. Tapi diundang di penutupan. Untuk menetralisir keadaan saja," kata Ujang.

Ia juga menilai Partai NasDem akan tetap menjadi 'anak nakal' di dalam koalisi dan terus mengkritik jalannya pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin selama keinginan mereka tidak terpenuhi.

Tags : jokowi nasdem
Rekomendasi