Human Error Jadi Penyebab Banyak Kecelakaan di Jalan Tol

| 14 Nov 2019 14:35
<i>Human Error</i> Jadi Penyebab Banyak Kecelakaan di Jalan Tol
Kondisi bus yang tabrakan di Tol Cipali, Subang, Jawa barat. (Foto: Istimewa)
Subang, era.id - Kecelakaan maut yang melibatkan dua bus di Tol Cipali, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Kamis (14/11/2019) mengakibatkan tujuh orang meninggal dunia. Penyebab kecelakan diduga lantaran salah satu sopir bus mengantuk.

Sesuai dengan keterangan sementara, kata Kepala Unit IX PJR Tol Cipali AKP Azis Syarifudin di Subang, kuat dugaan kecelakaan itu akibat sopir Bus Sinar Jaya mengantuk.

Kecelakaan maut ini melibatkan Bus Arimbi Jaya Agung nopol B-7168-CGA dengan Bus Sinar Jaya bernopol B-7949-IS, demikian seperti dikutip Antara, Kamis (14/11/2019). Dalam kejadian dini hari itu, tujuh penumpang bus meninggal dunia dan puluhan lainnya luka-luka.

Menurut dia, dari hasil olah tempat kejadian perkara dan pemeriksaan saksi, kecelakaan maut ini berawal saat Bus Sinar Jaya melaju dari arah Jakarta menuju Palimanan. Setibanya di lokasi kejadian, bus tersebut tiba-tiba oleng hingga menyeberang ke jalur berlawanan.

"Dari arah sebaliknya, atau dari Palimanan menuju Cikopo, melaju Bus Arimbi. Tabrakan pun tak bisa terhindarkan," katanya.

Data korban meninggal dalam kecelakaan tersebut, di antaranya Warsidin (53), warga Jalan Madrasah No. 26 RT 012/002, Gandaria Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan serta Imam Safii (27), warga Dusun 1 Boyoteluk RT 002/002, Boyoteluk, Siwalan, Pekalongan.

Selanjutnya, Aries Yunianto (36), warga Purwoharjo RT 001/001, Comal, Pemalang serta Surta (61) warga Kampung Cijalid RT 005/002, Cibungur Cigemblong, Lebai. 5, Salsis (24) warga Desa Serut RT 001/006,Seragi, Pekalongan.

Korban berikutnya Kuntarsis (37) warga Pantai Sari RT 002/001, Bojong, Pekalongan serta Khofifah (32), warga Tambak Selobarat RT 005/003, Kedungalar, Ngawi, Jatim.

80 persen kecelakaan akibat 'human error'

General Manager Operasioanl (GMO) PT LMS selaku operator Cipali Suyitno menyebutkan dari data yang ada 80 persen kecelakaan terjadi di tol merupakan human error atau kelalaian manusia, seperti halnya yang terjadi pada Kamis (14/11/2019) dini hari.

"Data yang ada pada kami sebanyak 80 persen ke atas kecelakaan di Tol Cipali karena human error," kata Suyitno saat dihubungi melalui sambungan telepon seluler di Cirebon.

Suyitno lantas menyebut kecelakaan antara Bus Sinar Jaya nopol B-7949-IS dengan Bus Arimbi nopol B-7168-CGA pada Kamis (14/11) sekitar pukul 00.15 WIB yang mengakibatkan tujuh orang meninggal dunia.

Kejadian tersebut juga diakibatkan adanya kelalaian manusia saat mengendarai kendaraan. Diduga sopir mengantuk dan menyeberang ke arah berlawanan. "Itu terbukti dari tidak adanya bekas pengereman di sekitar TKP," ujarnya.

Suyitno mengatakan bahwa di tempat kejadian perkara (TKP) KM 117 Tol Cipali memang belum ada pembatas jalan yang dipasang karena saat ini pihaknya baru memasang di titik rawan saja.

Namun, kata dia, kondisi jalan di KM 117 bisa dikatakan dalam kondisi baik karena sudah memenuhi semua ketentuan dan kecelakaan di tol tadi malam itu memang gara-gara kelalaian manusia.

"Kami memang belum pasang pembatas. Akan tetapi, kondisi jalan sudah baik dan sesuai dengan ketentuan dari pemerintah. Kecelakaan tadi malam itu memang karena human error," katanya.

Sekadar informasi, Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat (Dishub Jabar) menyatakan berdasarkan hasil pengecekan yang dilakukan petugas diketahui bahwa Bus Arimbi Jaya Agung dan Bus Sinar Jaya yang mengalami kecelakaan di Jalan Tol Cipali KM 117 pada Kamis dini hari dinyatakan layak jalan.

"Dan sesuai dengan hasil pengecekan dan berdasarkan hasil laporan yang masuk ke kami, kendaraannya layak jalan baik dari sistem kemudi, rem dan lain sebaiknya. Ini dua-dua (bus) dinyatakan layak jalan," kata Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat Hery Antasari ketika dihubungi melalui telepon.

Hery mengatakan adapun kerusakan-kerusakan pada bus yang diidentifikasi itu dikarenakan benturan yang terjadi akibat kecelakaan tersebut. Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, kata Hery, sesuai dengan SOP yang berlaku sudah melakukan sejumlah langkah atau tindakan ke lokasi kejadian.

Rekomendasi