Menghadapi alih fungsi lahan yang massif itu, sebuah gerakan menanam pohon dilakukan kelompok masyarakat dari berbagai organisasi dan komunitas di Bandung selatan. Gerakan ini bernama Menanam Adalah Melawan, dengan tagline 'Nanam Pohon di Mana Saja dengan Siapa pun'.
Penanaman dilakukan di lahan milik Perhutani, Blok Arboretum, seluas 2,5 hektare, Jumat (6/11/2019) pukul 08.00 WIB. Total pohon yang ditanam sebanyak 1.500 pohon endemik di zona lindung yang berfungsi sebagai kawasan penyangga konservasi.
Gerakan ini juga sebagai sindiran terhadap kondisi hutan yang kini terdesak oleh berbagai kepentingan manusia, tanpa memerhatikan kelestarian lingkungan dan keseimbangan ekologi.
"Dengan gerakan 'Menanam Adalah Melawan' sebagai bentuk kampanye implementasi terhadap carut marut tata kelola hutan dan program yang cuma berbasis seremoni. Gerakan ini merupakan bentuk kolaborasi dengan siapa pun dan apa pun selama tujuan perlindungan terhadap kawasan hutan tetap terjaga," kata Ketua Forum Komunikasi Kader Konservasi Indonesia (FK3I) Jawa Barat (Jabar) Dedi Kurniawan, saat dihubungi era.id, Jumat (6/11/2019).
Gerakan menanam pohon di Bandung Selatan. (Dok. FK3I Jabar)
Lewat penanaman pohon pihaknya ingin memperlihatkan terhadap masyarakat luas dan khususnya pemerintah bahwa saat ini tengah terjadi 'genting ekologi'. Gerakan ini menunjukan bahwa tidak semua lahan hutan harus dimanfaatkan pembangunan, walaupun mengatasnamakan wisata dan agroforesty lainnya.
Ia menegaskan, perlu hutan murni di mana hutan adalah hutan, tanpa embel-embel apa pun. Dengan begitu, ada tata kelola yang seimbang. “Jangan lantas semua dimanfaatkan secara sporadis,” ujarnya.
Kegiatan ini juga sebagai antisipasi kerusakan hutan Bandung selatan. FK3I berkaca dari kondisi hutan Bandung utara yang rusak parah yang akhirnya menimbulkan banjir di Kota Bandung. “FK3I sangat konsen menjaga dan mengawasi Kawasan Bandung Selatan agar jangan sampai seperti kawasan Bandung Utara.”
Mengenai teknis pelaksanaan, gerakan ini sebagai kolaborasi antara elemen masyarakat mulai dari FK3I, Perhutani Wilayah administrator Bandung Selatan, kelompok masyarakat yang tergabung dalam LMDH Alamendah dan Patenggang yang telah memiliki akses kelola program perhutanan sosial, Kepala Desa Patengang dan Kepala Desa Alamendah, FK3I Korwil Sumedang, Bandung selatan, Bandung, Garut, Subang, Purwakarta serta Majalengka. Juga didukung Komunitas Pecinta Alam, Komunitas Pegiat Lingkungan seperti BFN, PAKUBARA, Voulenter Aspinal, Sigab Persis, FPLH, dan lain-lain.
"Kegiatan ini murni kolaborasi, dari mulai penyediaan bibit, pupuk, proses penanaman hingga biaya acara," tambah Dedi. Ia berharap kegiatan ini memancing gerakan masyarakat dan kepedulian pemerintah untuk menjalankan program serupa. Ke depan, program ini akan diperluas hingga 8 hektar sebagai tanaman endemik Jawa Barat.