Bayang-bayang Nazi dalam Kebesaran IKEA

| 30 Jan 2018 04:01
Bayang-bayang Nazi dalam Kebesaran IKEA
Ingvar Kamprad (Ilustrasi: era.id)
Jakarta, era.id - Medio 2016-2017 jadi periode yang menarik bagi tren media sosial. Waktu itu, Path masih mendominasi. Kala Instagram hanya milik kalangan profesional, artist digital dan selebriti-selebriti dadakan yang tengah nikmat-nikmatnya mengenyam pundi rupiah dari postingan-postingan mereka.

Di tanah air, era itu sekaligus jadi periode yang aneh bagi sebuah bisnis furnitur. IKEA adalah sebuah fenomena ketika itu. Entah bagaimana tren ini dimulai, namun rak-rak setinggi belasan meter di lorong toko IKEA di Alam Sutera, Tangerang, Banten itu mendadak memenuhi lini masa media sosial banyak orang.

Furnitur-furnitur yang dipajang di etalase tak berkaca pun laris manis jadi latar foto. Namun itulah IKEA pada waktu itu. Begitu menimbulkan tanda tanya sekaligus kekaguman, ketika perusahaan ini berhasil menjadikan anak-anak belasan hingga 20-an tahun sebagai agen pemasaran gratis mereka.

Di usia tersebut, seorang anak laki-laki di belahan dunia lain pada beberapa dekade yang lalu, mulai merintis IKEA. Ingvar Kamprad memulai langkahnya di usia 17 tahun. Hidup Ingvar belum tentu lebih mudah dari kebanyakan anak seusianya.

Kamprad yang menderita disleksia --suatu kondisi terganggunya kemampuan belajar yang ditandai dengan kesulitan membaca-- berhasil melewati masa-masa berat di sekolah dengan cukup baik. 

Atas keberhasilan Kamprad melewati masa sekolah, sang ayah kemudian memberikannya sejumlah uang. Uang itulah yang kemudian ia gunakan sebagai modal awal merintis usahanya di tahun 1926, di tempat kelahirannya, Smaland, Swedia.

Kemarin, Kamprad meninggal di usianya yang ke-91. IKEA, dalam keterangan di situs resminya menyebut Kamprad meninggal di rumahnya di Smaland. IKEA turut mengungkap sosok Kamprad yang digambarkan sebagai sosok pekerja keras dan berpendirian teguh serta gigih dalam meraih segala hal yang ia inginkan.

"Ia bekerja sampai akhir hayatnya, Tetap berpegang pada moto sendiri bahwa 'banyak hal yang harus diselesaikan'," tulis IKEA dalam situs resminya, Senin (30/1).

Kamprad dikenal sebagai sosok pengusaha hebat dengan watak pekerja keras. Namun, keteguhan Kamprad dalam mempertahankan pendiriannya kerap membuat banyak orang menyebutnya sebagai "Si Keras Kepala". Namun, apa boleh dikata bila ternyata watak itulah yang mendorong kesuksesannya.

"Ingvar Kamprad adalah seorang pengusaha hebat dengan tipikal pekerja keras baik orang Swedia Selatan, sosok yang keras kepala, dengan berbagai kehangatan yang dimilikinya," tulis IKEA.

Di IKEA, Kamprad menjual keunikan desain dan konsep simplicity yang mereka adaptasi dalam segala produk furnitur mereka. Selain itu, nilai produk dan pelayanan yang diberikan membuat begitu banyak orang di dunia jatuh cinta dengan produk IKEA.

Kontroversi

Di tahun 1994, Koran Harian Swedia Expressen memuat laporan tentang Kamprad yang diketahui menjalin kedekatan dengan seorang pemimpin Nazi, Per Engdahl selama 1940 hingga 1950.  

Kamprad mengaku pernah bersimpati kepada pemimpin yang berhaluan ekstremis 'kanan' dan menyebut hal itu sebagai "Bagian dari hidup yang sangat saya sesali," kata Kamprad.

Pada 1998, Kamprad mengungkap jati dirinya, mengisahkan lebih mendalam soal keterlibatan dirinya dengan grup yang berhaluan fasis itu. Menurut Kamprad, kala itu dirinya terpengaruh kuat oleh neneknya yang merupakan simpatisan Nazi.

"Sekarang saya sudah mengatakan semua yang saya bisa," katanya di saat acara rilisan buku di toko IKEA  pinggiran Kota Stockholm.

Buku berbeda bertajuk Bisakah seseorang mendapatkan pengampunan karena kebodohan semacam itu?, Kamprad mengungkapkan sisi lain tentang dirinya yang mengagungkan alkohol. Dalam buku itu juga, kisahnya berjuang dari ketergantungan alkohol turut diungkap.

Dalam bisnis, Kamprad telah membuat suatu terobosan besar pada dunia furnitur dengan menciptakan produk yang furnitur flat-pack yang dapat di dibongkar pasang.

Ide ini ia dapatkan ketika melihat seorang karyawan melepaskan kaki meja dari mejanya agar sesuai dengan mobil pelanggan untuk dikemas dan dibawa pulang.

Furniture flat-pack menjadi ikonik karena keterjangkauan dan kemudahan manual dan instruksi perakitan furniture yang berbentuk gambar

Hingga saat ini, Ikea telah memiliki 389 store di seluruh dunia. Nama IKEA sendiri berasal dari inisialnya, Ingvar Kamprad (IK) dan Elmtaryd, sebuah kebun yang ia bangun, di mana letaknya berdekatan dengan Desa Agunnaryd. Jadi, IKEA adalah akronim dari (Ingvar, Kamprad, Elmtaryd dan Aggunaryd).

Tags :
Rekomendasi